Hari Pendidikan Nasional diperingati oleh XL dengan meluncurkan Lomba Smart Digitalizing Your City. Kompetisi ini terbuka bagi seluruh mahasiswa Indonesia. Lewat kompetisi ini, diharapkan bisa mendorong munculnya talenta-talenta dunia digital masa depan yang mumpuni, serta punya visi ke depan membangun masyarakat digital Indonesia. Total hadiah puluhan juta disiapkan bagi para pemenang, selain juga akan membuka kesempatan bagi karya-karya terbaik untuk diakomodir dalam program XL Smart City.
Jika berhasil diadopsi di program XL Smart City, tentu banyak hal bisa diraih, termasuk pendapatan yang masuk dari berputarnya layanan. Saat ini, program Smart City XL sudah diterapkan di sejumlah daerah, di Mataram Lombok, Yogyakarta, dan Balikpapan. Di Mataram, XL membantu memfasilitasi pemerintah daerah menyediakan sistem reservasi pemakaman umum dan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Di Yogyakarta, XL membantu pemerintah daerah membangun sistem sosialisasi program kota anak. Di Balikpapan XL membantu penyediaan sistem reservasi rumah sakit dan pembayaran kir kendaraan. Program Smart City akan terus dilanjutkan dan diperluas ke kota-kota lainnya.
“Kami percaya, anak-anak muda kita punya talenta yang tak kalah dari anak-anak dari bangsa negara lain. Melalui kompetisi ini, XL sekaligus juga hendak menunjukkan kepada publik betapa besar potensi dari anak-anak muda Indonesia yang bisa memberikan kontribusi bagi pemecahan persoalan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam mengelola pelayanan publik sekaligus penerapan tata kelola pemerintahan yang baik,” ujar Chief of Corporate Affairs Officer XL, Eka Bramantya Danuwirana.
Eka menambahkan, hasil karya para peserta, setelah melalui seleksi, akan dimasukkan dalam program Digital Service XL. Jadi, peserta tak hanya didorong dan dimotivasi agar mampu menunjukkan potensinya. Tapi juga dibuka kesempatan untuk memberdayakan karya-karyanya. Program Smart City yang sudah dijalankan XL dalam dua tahun terakhir memang menyediakan solusi digital inovatif sesuai kebutuhan kota yang membutuhkannya.
Dalam lomba ini, ada tiga kategori untuk temuan solusi digital. Pertama, e-Public Services, berupa penyediaan solusi digital untuk keperluan layanan publik. Kedua, e-Governance; solusi digital untuk membantu efektifitas birokrasi. Ketiga, e-Financial, solusi digital untuk membantu pengelolaan keuangan.
Sosialisasi kompetisi ini secara informal sudah mulai dilakukan sejak 28 Maret 2016, bersamaan dengan agenda sosialisasi program XL Future Leaders ke berbagai kampus di sejumlah kota. Pendaftaran peserta bisa dilakukan hingga 30 Juni 2016. Meski waktunya singkat, hingga saat ini sudah masuk lebih dari 444 proposal, dari sekitar 100 kampus yang mengirimkan perwakilannya. Setiap peserta yang mendaftar harus sudah menunjukkan proposal atau konsep karya solusi digital yang akan diwujudkannya.
Seleksi dilakukan secara bertahap, mulai dari seleksi administratif, pengujian atas ide karya, hingga pewujudan dari ide menjadi suatu solusi yang siap dioperasikan. Penjurian akan dilakukan oleh 5 pakar di bidang sarana digital dan Smart City, dengan latar belakang akademisi, pemimpin perusahaan teknologi digital, regulator, serta internal XL.
XL Future Leaders
Sebagai salah satu program CSR perusahaan, sejak beberapa tahun lalu XL sudah menggelar XL Future Leaders bagi mahasiswa. Tujuannya untuk mencetak calon pemimpin bisnis di masa mendatang. Diharapkan, generasi muda bukan saja mahir memanfaatkan teknologi digital, namun juga mampu menjadi pemimpin di era digital. Kini program XL Future Leaders sudah memasuki tahun ke-5, dan diikuti oleh para mahasiswa aktif.
Menurut Anita Avianty, Senior Manager CSR dan Communication Services XL Axiata, banyak pihak sudah mendapatkan manfaat program XL Future Leaders ini. Apalagi sistem yang dikembangkan berbasis online sehingga mudah diakses dari mana saja, yaitu diikuti 3000 peserta. Ada sekitar 400 siswa SMA yang ikut belajar program ini, juga 100 kampus. Adapun Program Global Thinking sudah diikuti 550 mahasiswa dengan 3500 jam mentoring per tahun, serta Scholarship Camp diikuti 400 mahasiswa dan 1350 jam pengembangan per tahun. (Wahyu)