sinyal.co.id
Ketika operator lain masih berwacana dan menimbang-nimbang untung rugi serta prospek yang belum jelas, acapkali XL Axiata sudah mendahului meski risikonya biaya modal yang dikeluarkan relatif lebih mahal dibanding operator lain. Operator lebih besar pun memantau apa yang sudah dilakukan dan ketika prospeknya terbukti bagus, mereka mengikuti dengan melangkah lebih jauh, biaya modal lebih kecil.
Olimpiade Tokyo tahun 2020, akan menjadi satu titik awal komersialisasi layanan telekomunikasi seluler generasi kelima (5G), pertama kali di dunia. Sementara Indonesia masih berkutat di bagaimana mengoptimalkan layanan dan memaksimalkan jumlah pelanggan generasi keempat (4G)- LTE, karena layanan seluler masih didominasi 2G, untuk suara dan SMS.
Terinspirasi Olimpiade Tokyo 2020, pemerintah – Kementerian Kominfo – mencanangkan Asian Games sebagai awal peluncuran komersial seluler generasi ke 4,5 (4,5G). Tidak sederhana dan murah, sebab jangankan 4G LTE, kapasitas generasi ketiga (3G) saja belum optimal dimanfaatkan pelanggan.
Namun teknologi tidak dapat dibendung, suatu kali harus diadopsi juga, apa pun resikonya, karena tuntutan masyarakat pelanggan umumnya jauh di depan kemampuan operator. Ini yang disadari anak perusahaan kelompok Axiata (Malaysia) itu, sehingga sejak akhir Agustus 2016 lalu mereka sudah mulai mengembangkan teknologi 4,5G, yang kemampuan transmisinya jauh melebihi 4G LTE.
Karena di dunia pun masih baru, hingga saat ini belum dijual ponsel 4,5G dan sistem di BTS-nya, sehingga untuk uji coba XL Axiata menggunakan home router. Ponsel 4,5G bisa jadi baru akan tersedia di pasar awal atau pertengahan tahun 2018, begitu layanan ini dicanangkan pemerintah.
Di teknologi seluler, peningkatan kapasitas dari layanan 3G ke 4G mencapai 10 kali lipat, dan dari 4G ke 4,5G bisa bertambah 45 persen sampai 50 persen, nyaris 2 kali lipat dari 4G, atau 20 kali kapasitas 3G, sehingga secara biaya modal dan biaya operasi bisa lebih murah. Sistem transmisi di generasi 4,5 ini adalah 4T4R, yaitu dipasangkannya 4 amplifier untuk transmisi ke ponsel, juga jumlah yang sama untuk penerima (receiver), sehingga akan meningkatkan kapasitas BTS-nya dengan 25 persen.
Di teknologi 4G LTE, dengan cara CA – Carrier Aggregation – menggabungkan dua spektrum selebar 15 MHz di 1800 MHz dan 2100 MHz dengan 2T2R, dua transmisi dan dua penerima, kecepatan unduh akan mampu mencapai 105 Mbps (mega bit per detik). Kecepatan meningkat drastis dengan 4T4R, yang pada puncak untuk unduhnya bisa sampai 210 Mbps.
Pada tahun 2018, ketika Indonesia menjadi tuang rumah perhelatan olahraga Asia (Asian Games), layanan 4,5G sudah akan komersial di dua kota, Jakarta dan Palembang, tempat venue-venue Asian Games berada.
Hendro