SINYALMAGZ.com – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melanjutkan komitmen untuk mendukung upaya pengentasan desa tertinggal, dengan membangun solusi digital yang disesuaikan dengan kebutuhan warga desa yang disasar.
Seperti pada solusi terbaru, XL Axiata membangun solusi inovatif berkonsep Farm Chain Management System (FCMS) “Satwa Nusantara” untuk warga Desa Karang Tekok, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Yessie D Yosetya, selaku Direktur Teknologi XL Axiata, mengatakan bahwa desa Karang Tekok ini masuk kategori tertinggal sesuai data dari Kementerian Desa dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Solusi Satwa Nusantara ini dikatakan Yessie akan membantu para petani pemilik ternak untuk memastikan ternak-ternak mereka, terutama sapi, bisa tercukupi pangan dan kondisi kesehatannya, termasuk di musim kemarau.
“Sapi adalah aset utama warga. Tapi selama ini mereka harus menghadapi persoalan saat musim kemarau, di mana pangan tidak mencukupi, sehingga sapi kelaparan dan bobotnya menyusut drastis. Lalu daripada mati, mereka menjualnya dengan harga sangat rendah. Padahal sapi-sapi yang diternakkan warga adalah sapi dari jenis unggul yang punya potensi besar secara ekonomi untuk dikembangkan.”, tutur Yessie.
Menurut Yessie, melalui solusi digital ini, akan bisa memberikan data dan gambaran mengenai potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari ternak sapi warga desa kedepan.
Sesuai namanya, solusi berbasis FCMS ini memang ditujukan untuk memaksimalkan produktvitas komoditi pertanian dengan cara menata, memantau, dan merencanakan rantai pengelolaan dari hulu ke hilir. Dari mulai pemeliharaan, panen, pemasaran, hingga pengembangan produk dari ternak.
Untuk keperluan di Desa Karang Tekok ini, Satwa Nusantara baru difokuskan untuk pemeliharaan, yaitu mengatasi masalah pangan dan kesehatan ternak.
Yessie berharap, solusi digital Satwa Nusantara yang dibangun oleh XL Axiata bersama dengan Fakultas Peternakan Universitas Jember dan Balai Besar Inseminasi BuatanSingosari, Desa Toyomarto, Singosari Malang, Jawa Timur, ini akan mampu mengatasi salah satu simpul persoalan yang ada di desa tersebut.
Penerapan solusi ini akan mengubah pola pemeliharaan ternak yang selama ini sudah diterapkan.
Jika sebelumnya sapi-sapi digembalakan di padang rumput terbuka untuk mendapatkan rumput hijau, kini sapi harus dikandangkan agar mudah dipantau kondisinya sekaligus mudah memberikan makan.
Dengan demikian, ternak tidak hanya bisa diselamatkan dari ancaman kematian di setiap musim kemarau, namun juga bisa dikembangkan secara ekonomis sebagai komoditas.
Solusi ini bisa dijalankan berdasarkan data atas ternak yang dikirimkan oleh masing-masing petani pemiliknya. Data-data sapi ini meliputi data mengenai umur, jenis kelamin, bobot, jenis sapi, bahan baku pangan, dan stok pangan jadi.
Data-data tersebut kemudian akan disimpan di Bank Data yang dikelola oleh admin yang dijalankan oleh tim dari Fakultas Pertanian Universitas Jember, di bawah supervisi dua ahli pertanian yang menjadi partner dalam proyek ini.
Secara berkala, sesuai dengan perkembangan kondisi ternak, para pemilik sapi akan memperbarui data-data tersebut. Dengan demikian validitas data akan selalu terjaga, sehingga analisa yang dihasilkan juga berkualitas.
Sementara untuk peternak, pemantauan dan pembaruan data terkait kondisi sapi dan pangannya bisa dilakukan juga secara digital. Untuk itu, disediakan aplikasi sederhana yang mudah dioperasikan.
Pengelolaan data-data ternak ini akan bisa menghasilkan antara lain data real dan analisa mengenai populasi sapi serta jumlah pangan yang dibutuhkan, baik pangan organik maupun pangan tambahan, potensi pertambahan ternak hingga beberapa tahun ke depan, hingga potensi stok daging yang tersedia, dan tentunya nilai ekonomi yang dimiliki desa dari ternak.