Ini Alasan XL Axiata Mengapa Belum Buka Jaringan 5G

SINYALMAGZ.com – Direktur Jaringan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), Yessie Dianty Yosetya, mengatakan bahwa frekuensi adalah kunci dari transmisi jaringan ke teknologi 5G. Oleh sebab itu, meski teknologi dan perangkatnya sudah tersedia, namun tidak akan bekerja maksimal jika frekuensinya belum siap.

“(Jaringan) 5G sebetulnya seluruh ekosistem jadi dari seluruh sisi teknologi harus dipersiapkan, dari transmisi dan seterusnya. Tapi yang paling penting dari 5G adalah frekuensi.”, ujar Yessi, saat menghadiri peresmian Pojok Pintar di kantor Kominfo, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2019).

Sementara untuk mendapatkan izin penggunaan frekuensi, Yessie mengatakan bahwa pihaknya kini tengah menempuh jalur diskusi dengan Kemkominfo untuk melihat frekuensi mana yang dipersiapkan untuk uji coba 5G.

Yessie menambahkan, meskipun pemerintah saat ini telah memiliki HetNets untuk 5G, namun frekuensi juga harus dipersiapkan agar jaringan dapat diimplementasikan.

Sebagai informasi, HetNets mengacu pada ketersediaan jaringan seluler melalui kombinasi berbagai jenis sel seperti makro dan piko. Selain itu, melalui teknologi akses yang berbeda, yaitu 2G, 3G, 4G, dan juga Wi-Fi.

Hingga kini, teknologi 5G sendiri tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan pegiat teknologi dunia. Teknologi generasi kelima ini rencananya akan mulai diuji coba pertama kali pada perhelatan Olimpiade Jepang 2020 mendatang.

President Qualcomm Incorporated, Cristian Amon, dalam perhelatan Mobile World Congress (MWC) 2019 lalu meramalkan bahwa fokus utama pengembangan 5G tidak lain adalah untuk industri 4.0. Mulai dari kecerdasan buatan dan robotik, hingga mobil otonom.

Di sisi lain, XL sendiri menargetkan di tahun 2019 ini ada sebanyak 92 persen pengguna XL di Indonesia yang akan terjangkau oleh jaringan 4G LTE.

Dengan target tersebut, Yessie berharap pada musim mudik tahun ini sebanyak 92 persen pengguna XL sudah didukung oleh jaringan 4G XL.

Adapun hingga akhir 2018 lalu, populasi pengguna XL yang beralih ke 4G sudah mencapai 86 persen.

“Tahun ini harusnya 92 persen populasi sudah ter-cover 4G. Jadi mudik, harapannya 92 persen selalu ada di 4G.”, ujar Yessie, saat ditemui di acara Pojok Pintar Sisternet, di Kominfo, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2019).

Untuk menunjang target konsumen tersebut, XL terus memperluas layanan 4G-nya dengan membangun lebih banyak Base Transceiver Station (BTS) yang bisa menyediakan layanan 4G. Tidak hanya fokus di pulau Jawa saja, tetapi juga di Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi.

“Ekspansi kami masih fokus di luar Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Akhir tahun ini, target 92% populasi sudah ter-cover 4G (milik XL Axiata). Di Timur, kami tunggu palapa ring.”, tutur Yessie.

Yessie mengungkapkan, dibandingkan perpindahan pengguna 2G ke 3G, perpindahan pengguna jaringan dari 3G ke 4G lebih cepat.

“Dari 2G ke 3G orang kaya pindah dari naik motor ke mobil, perlu ada skill baru. Kalau dari 3G ke 4G dari nyetir kijang jadi merci, ke lebih gampang.”, papar Yessie.

Sementara untuk perluasan jaringan tersebut, XL sendiri sudah mengeluarkan biaya belanja hingga Rp 7 triliun pada tahun 2018 lalu.

Sementara untuk tahun ini, perusahaan telah menganggarkan capex sekitar Rp 7,5 triliun, yang sebagian besar digunakan untuk membangun jaringan.

 

Halaman selanjutnya:

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled