WWW.SINYALMAGZ.COM – Kalau Anda tahu betapa “mengerikannya” pendapatan Twitter per tahun belakangan ini, mungkin Anda akan paham langkah Elon Musk sebagai pebisnis.
Musk, seperti Anda tahu, di awal tugasnya harus memangkas jajaran direksi, mem-PHK ribuan karyawan, dan melakukan proses kerja yang dianggap terlalu kaku.
Twitter memperoleh pendapatan satu-satunya dari pengiklan. Kenaikan jumlah pengguna rupanya tidak seirama dengan peningkatan pendapatan dari sektor iklan tersebut.
Peningkatan jumlah pengguna berarti peningkatan biaya. Sementara pendapatan Twitter yang hanya ditopang dari iklan belakangan, rata-rata hanya 15 juta dolar atau sekitar Rp 227 miliar. Untuk ukuran perusahaan teknologi global pendapatan sebesar itu tergolong sangat kecil.
Padahal dulu, pendapatan dari iklan bisa mencapai 5 miliar dolar per tahun (sekitar Rp 75,7 triliun).
Sebagai pemilik baru, Musk tidak tidak tinggal diam. Ia melakukan game changing dengan rencana mengubah Twitter. Ditambah lagi data menunjukkan jumlah pengiklan Twitter tinggal sekitar separuhnya.
Dari aplikasi berbasis microblog atau katakana media sosial menjadi everything app atau aplikasi segala ada.
Selanjutnya akan dikenalkan layanan berbasis fintech macam jual-beli barang, pembayaran kripto, transfer, peer-to-peer, rekening tabungan dan lain-lain.
Tim keuangan Twitter tampaknya telah melakukan desain baru dan proyeksi pendapatan. Jika layanan-layanan baru di atas diaplikasikan kemungkinan Twitter akan kembali tegak dengan pendapatan paling tidak di taun 2028 sebesar 1,3 miliar dolar (sekitar Rp 19,4 triliun). Sekaligus mengubah permainan yang selama ini tak terpikirkan. (an)