WWW.SINYALMAGZ.COM – Penghargaan sekaliber Oscar pun mengenal “anak tiri”. Kali ini yang dianaktirikan adalah film-film produksi Netflix. Seluruh film keluaran perusahaan penayang film dalam format digital ini terdiskualifikasi.
“Kami ingin film-film kami disetarakan dengan film buatan film maker lainnya,” ujar Ted Sarandos, Chief Content Officer (CCO) Netflix.
“Sungguh sangat berisiko di jalan ini dan kami mendapati film-film kami diperlakukan tidak dihargai di sebuah festival,” lanjutnya.
Membuat film bagi Netflix ibarat menjalankan kehidupan bisnisnya. Tahun 2017 perusahaan ini bahkan membuang kocek hingga 8 miliar dolar untuk memproduksi film. Mengikuti ajang Oscar bagi Netflix merupakan sebuah keharusan. Bukan saja demi kepentingan prestis namun juga ada faktor bisnis di situ.
Artinya, jika film buatannya ada yang menang, Netflix secara otomatis akan memperoleh penonton baru. Tetapi apa daya, Oscar tidak berpihak kepadanya. Bahkan tak masuk dalam kelompok indie movie.
Tak kurang akan, akhir Netflix siap mendirikan gedung bioskop sendiri. Apalagi tahun 2018 Netflix berencana memproduksi tak kurang dari 80 judul film.
Konsep gedung film buatannya masih dalam proses pembahasan. Tetapi ada wacana akan dibuat lebih keren dengan layanan serta fasilitas yang beda dengan sinema umumnya. Bagi Netflix bukan masalah besar.
Sebelumnya, di New York, Netflix membeli beberapa billboard digital yang digunakan untuk mempromosikan film-film produksinya. Hal itu membuat publik ramai-ramai masuk menjajal layanan film Netflix.
Hasilnya, tahun 2017 pendapatan mereka mencapai 2,67 miliar dolar. Sedangkan keuntungan bersihnya mencapai 66 juta dolar. (*)