WWW.SINYALMAGZ.COM – Smartfren menandatangani MoU dengan perusahaan bidang Artificial Intelligence (AI) dan Cloud Computing asal Abu Dhabi, Group 42 (G42) serta mitra lokal, PT Amara Padma Sehati (APS). Ketiganya akan menjadi kekuatan dalam ekosistem bisnis dan teknologi untuk menyelenggarakan pusat data berkapasitas 1000 Megawatt (MW) di Indonesia.
Kerja sama mewujudkan pembangunan pusat data yang jadi tulang punggung perkembangan industri digital di Tanah Air ini akan menjaga kedaulatan data nasional yang dilakukan Pemerintah Indonesia. “Berkembangnya pusat data akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memacu inovasi sektor industri 4.0 di Indonesia,” ujar Franky Oesman Widjaja, Chairman & CEO, Sinar Mas Telecommunications & Technology.
Sementara kata Peng Xiao, CEO G42, “G42 dan Etisalat baru saja menggabungkan bisnis pusat data mereka untuk menciptakan penyedia pusat data terbesar di UEA berkapasitas sekitar 300MW”. G42 siap bekerja sama mendukung pengembangan strategis infrastruktur digital Indonesia sesuai standar internasional tertinggi untuk desain fasilitas, operasi, serta privasi dan keamanan data.
Pertukaran dokumen MoU dilakukan antara Franky Oesman Widjaja dan Peng Xiao di Expo Dubai. Acara disaksikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri UEA dan Ruler of Dubai, HH Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
Smartfren dan perusahaan afiliasinya Moratel yang bergerak di penyedia konektivitas berbasis fiber optic berkolaborasi dengan APS dan G42 sebagai mitra strategis. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, kolaborasi ini diharapkan akan meningkatkan ketahanan, keamanan dan kedaulatan data nasional.
Saat ini kebutuhan pusat data di Indonesia berkembang sangat pesat, dan pembangunan infrastruktur pusat data di dalam negeri yang memadai menjadi hal yang mendesak dilakukan. Pusat data dalam negeri memberi akses data yang lebih mudah, cepat dan aman, melengkapi dan memperkuat ekosistem, mendukung pesatnya ekonomi digital dan menciptakan lapangan kerja di bidang digitalisasi dan industri 4.0.
“Ini, merupakan kunci perwujudan ketahanan, keamanan dan kedaulatan data nasional menuju ekonomi digital Indonesia,” tambah Franky.(*)