SINYALMAGZ.com – Baru-baru ini portal berita Sputnik News mengabarkan bahwa satelit Rusia telah mendeteksi adanya ledakan cahaya misterius di atmosfer Bumi.
Fenomena ledakan cahaya misterius tersebut ditangkap oleh satelit Mikhailo Lomonosov dari Universitas Moskow. Namun sayangnya, tidak ada artikel yang memberitakan kabar ini, termasuk keterangan resmi dari pihak universitas.
Direktur Institut Riset Fisika Nuklir di Universitas Moskow, Mikhail Panasyuk, mengatakan bahwa kemungkinan besar ledakan cahaya misterius di atmosfer Bumi tersebut adalah fenomena yang tidak umum.
“Saat fenomena itu ditangkap Lomonosov, kami menemukan ledakan cahaya beberapa kali yang semuanya terlihat sangat jelas.” ujar Panasyuk.
“Ledakan cahaya itu tidak disertai bayangan awan ataupun kilat. Ini sesuatu yang sangat aneh, dan belum bisa kami pahami.”, lanjutnya.
Dilansir dari laman IFL Science, Sabtu (16/2/2019), ledakan cahaya itu tampak sangat kabur, namun kilatan cahaya samar yang muncul di atas petir sebenarnya kejadian relatif umum.
Biasanya, kilatan cahaya di langit akan disertai cahaya merah dengan garis ungu yang membentang ke bawah. Namun seperti yang dikatakan Panasyuk, kilatan cahaya yang ditangkap satelit Lomonosov adalah fenomena yang lain dari biasanya, karena tidak ada kilatan cahaya.
Pada tahun 2017 lalu, ilmuwan NASA menangkap kilatan cahaya dari ruang angkasa disebabkan oleh sinar matahari yang memantulkan kristal es. Mereka menyadari semburan ini berasal dari awan cirrus pada ketinggian 5 sampai 8 kilometer di atas permukaan Bumi.
Jika Panasyuk mengungkapkan tidak ada awan di bawah cahaya, ini artinya kilatan tersebut disebabkan oleh sesuatu yang lain. Ditambah tidak jelas apakah fenomena ini dapat ditangkap teleskop UV seperti yang ada di satelit Lomonosov.
Bukti Baru, Lubang Hitam Isap Materi Secepat Kecepatan Cahaya
Sementara itu, baru-baru ini para ilmuwan dari University of Leicester mendapati jika lubang hitam dapat menarik objek atau materi ke dalamnya dengan kecepatan sepertiga kecepatan cahaya.
Penelitian yang diterbitkan dalam Monthly of the Royal Astronomical Society pada awal September lalu ini mengungkapkan pengalaman tim ilmuwan menyaksikan bagaimana massa jatuh langsung ke lubang hitam pada kecepatan tersebut.
“Kami melihat semuanya, dan kami mampu mengukur jumlah materi yang jatuh dengan ukuran sekitar massa Bumi.”, tutur Ken Pounds, peneliti di University of Leicester.
Dengan menggunakan observatorium sinar-X XM-Newton Badan Antariksa Eropa, tim melihat lubang hitam superbesar yang memiliki ukuran 40 juta kali massa Matahari.
Lubang hitam ini terletak di pusat galaksi PG211+143 yang berjarak sekitar 1 miliar tahun cahaya.
Saat materi tersedot ke lubang hitam, materi akan mengorbit pada lubang hitam, sampai akhirnya perlahan-lahan benar-benar masuk lubang hitam.
Materi yang terisap lubang hitam akan makin panas karena kecepatannya, sehingga menjadi lebih bercahaya juga. Inilah cara para peneliti mendeteksi massa yang jatuh.