WWW.SINYALMAGZ.COM – Bagaimana mungkin Samsung menjual sebuah smartphone dengan spesifikasi sekelas smartphone Rp 4 jutaan, dengan banderol lebih dari Rp 9 jutaan?
Apa yang hendak disodorkan Samsung?
Teknologi kuantum yang diaplikasikan dalam rupa Quantum Random Number Generator (QRNG). Penghasil angka acak yang amat cepat ini menghasilkan angka acak yang tidak dapat diprediksi secara sempurna. Ini berasal dari sumber kuantum dan dikirimkan pada kecepatan yang diperlukan untuk aplikasi komersial, untuk memastikan tingkat enkripsi terkuat.
QRNG terletak di chipset perangkat. Dengan QRNG tingkat keamanan perangat maupun aplikasi menjadi berlipat kali. Dengan kata lain Samsung tampaknya ingin menjawab tantangan dari persoalan bocornya sistem keamanan dari berbagai aplikasi mulai Facebook dan belakangan LinkedIn.
Setelah merilis seri Galaxy dengan nama Quantum pada tahun silam, Samsung merilis lagi generasi kedua yang dijuluki Samsung Galaxy Quantum 2.
Sebagai rekanan pemasok chipset dengan QNRG di atas adalah Qualcomm. Kali ini perusahaan –yang kian sulit ditandingi sebagai penyedia prosesor mobile- menyodorkan Snapdragon 855+. Arsitektur chipset ini sebenarnya sederhana, dengan clustering 4 inti. Namun sistem sekuriti QNRG itulah yang mencolok dan membuat harga melambung.
Generasi Galaxy A Quantum juga menyodorkan prosesor dengan QNRG. Tetapi masih buatan Samsung lewat chip Exynos-nya. Harganya juga sudah melambung menyamai smartphone kelas Rp 8,7 jutaan.
Artinya demi menjaga kemanan perangkat dan data diperlukan ongkos dua kali lipatnya. Lihat saja Samsung Galaxy Quantum 2 yang menggunakan Android 11 dengan tiga kamera utama (64 MP, 12 MP dan 5 MP) serta kamera selfie 10 MP.
Galazy Quantum 2 juga hanya dilengkapi baterai berkapasitas 4.500 mAH. Pun memori berkapasitas 128 MB dengan RAM 6 GB. Layar seluas 6,7 inci dari bahan AMOLED. Dan, tidak ada lagi kelebihan yang jika ditotal lebih dari Rp 4 jutaan.
Mekanika kuantum menyediakan sumber yang siap untuk perilaku acak karena semua status kuantum bersifat probabilistik daripada deterministik ketat.
So, chipset itulah yang membuat mahal. (*)