WWW.SINYALMAGZ.COM – Pendapat seorang anggota DPR yang mengatakan bahwa kebocoran data terakhir dari aplikasi Peduli Lindungi yang diretas Bjorka hanya isapan jempol belaka. Anggota parlemen partai Golkar itu bilang bagaimana mungkin 3,2 miliar data bocor, sementara penduduk Indonesia hanya sekitar 270 juta orang.
Alasannya masuk akal. Namun tampaknya ia tak paham tentang data. Bjorka bilang 3,2 miliar data dari Peduli Lindungi bukan cuma data pengguna. Namun juga pelbagai data lainnya.
Rinciannya adalah;
- 94 juta akun pengguna (users)
- 94 juta akun yang diurutkan (account sorted)
- 204 juta data vaksinasi
- 1,3 miliar data riwayat atau history check-in
- 1,5 miliar data riwayat pelacakan kontak (contact tracing history)
Dengan kata lain, ini merupakan hampir seluruh aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam penggunaan aplikasi yang dikelola Kementerian Kesehatan itu. Seperti umpamanya jika Anda melakukan check in sebelum masuk ke mal dan sebagainya.
Lantas bagaimana perbandingan kasus kebocoran data dengan negara lain?
Tahun 2022 sejak Januari hingga September sudah 108 juta akun bocor di Indonesia. Ini meletakkan Indonesia sebagai negara ketiga yang paling sering dan gampang dibobol data digitalnya.
Dengan kata lain, dari keseluruhan kebocoran data di seluruh dunia, Indonesia “memasok” 12%.
Paling tinggi justru Rusia, disusul Perancis, Indonesia, Amerika dan Spanyol. (*)