GAYA pemasaran baru diterapkan PT Indosat Ooredoo sambil mengejar ketertinggalannya setelah terpuruk sejak beberapa waktu lalu. Mengutip catatan keuangan pada triwulan ketiga tahun 2019, operator anak perusahaan Kelompok Ooredoo Qatar itu berhasil meningkatkan pendapatannya sampai 12,4 persen menjadi sebesar Rp 18,9 triliun, sebesar Rp 15,1 triliun di antaranya merupakan pendapatan dari seluler.
Meskipun pelanggan tumbuh dengan 3,6 persen pada periode sama, dari 56,7 juta menjadi 58,8 juta pada akhir September lalu, Indosat tetap agresif dalam menambah jumlah pelanggannya. Trik yang terbaru di industri, IM3 Ooredoo meluncurkan program pembelian kartu perdana secara online, daring.
Indosat melakukan pemasaran daring karena dari survei terlihat, dari sejumlah pembelian produk secara online, urutan pertama (55 persen) adalah pembelian pulsa, menyusul bayar listrik (32 persen), paket data (27 persen), dan produk lain. Cara pemasaran aktif ini akan dilakukan di semua wilayah Tanah Air, namun untuk pertama kali baru tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang. Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar.
Calon pelanggan pertama kini tidak perlu beranjak dari tempat duduknya untuk mendapat kartu perdana IM3, bahkan 1.000 pelanggan pertama mendapat bonus menarik berupa paket freedom internet 3GB dan dibebaskan biaya pengiriman. Dalam masa promo semua pelanggan via online juga akan mendapat aplikasi Hooq bebas selama tujuh hari, dan diskon paket data sebesar 10 persen untuk freedom internet 3GB, 10 GB dan 18 GB.
Mereka juga bisa memilih nomor “hoki” yang bisa dilihat di 1m3.do/shop lalu memesan dengan memasukkan nomor KTP (NIK) dan nomor kartu keluarga (KK) sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah. Pada hari yang sama, satu paket berisi kartu perdana IM3 akan dikirim ke alamat pelanggan lewat kerja sama dengan Paxel, satu startup logistik berbasis aplikasi.
Agresivitas Indosat untuk membangun terjadi karena perusahaan telah mengeluarkan biaya investasi selama 9 bulan pertama sebesar Rp 8,6 triliun, naik 76,7 persen dibanding periode sama tahun 2018. Meluasnya layanan terutama dengan makin luasnya jaringan 4G, membuat pendapatan dari tiap pelanggan (ARPU) mengalami kenaikan, dari Rp 16.800 per pelanggan menjadi Rp 27.800. Meskipun rata-rata menit pemakaian turun dengan 3,5 persen menjadi 33,7 menit.
Kenaikan pendapatan ditunjang pula oleh keberhasilan menjual 3.100 menara yang mereka miliki ke Mitratel dan Protelindo sebesar Rp 6,3 triliun. Jumlah ini baru akan dilunasi sebelum akhir tahun 2019 setelah mendapat persetujuan dari semua pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) pada 21 November mendatang. ***