PASCA program registrasi, ketika pemerintah melakukan blokir total pada awal Mei, operator mengalami penurunan kinerja, antara lain karena jumlah pelanggan mereka menyusut. Telkomsel yang pada akhir Desember 2017 melaporkan jumlah pelanggan mereka 195 juta, Juli lalu mengaku hanya punya 178 juta, hal yang juga dialami XL Axiata yang turun dari 54,5 juta menjadi 52 juta dan Indosat Ooredoo punya 96 juta pelanggan pada Januari lalu, kini hanya 75 juta.
Penurunan tidak hanya terjadi di jumlah pelanggan, tetapi juga pendapatan dan keuntungan mereka. Bahkan Indosat melaporkan kerugian sampai sekitaran 21 persen dari tahunn sebelumnya yang untung lebih dari satu triliun rupiah. Laba Telkomsel turun dari dua digit menjadi tinggal satu digit, turun dengan 28,14 persen menjadi Rp 8,69 triliun.
Demikian pula XL Axiata, yang pendapatan dari data mereka menurun walau percaya ke depannya pertumbuhan trafik data akan lebih sehat sejalan dengan perubahan perilaku konsumen yang sebelumnya gemar ganti kartu SIM. Sebanyak 77 persen di antaranya atau sejumlah 40 juta pelanggan XL sudah menggunakan ponsel pintar.
Dampaknya trafik data mereka tumbuh dengan 76 persen – tertinggi di antara semua operator – dari 543.690 terrabyte (TB) menjadi sebesar 957.742 TB. XL Axiata mengklaim triwulan kedua tahun ini 79 persen pendapatan perusahaan disumbang oleh bisnis data, naik dari 67 persen dibanding tahun lalu.
Dengan 178 juta pelanggan, pendapatan Telkomsel dari bisnis data naik dari 56 persen tahun 2017 menjadi 63 persen pada akhir triwulan kedua 2018, trafik data naik sebesar 134,8 persen menjadi sebesar 1.943 Petabyte (PB). Jika XL Axiata memiliki 111 ribu lebih BTS di 421 kota, Telkomsel mengoperasikan 175.683 BTS, sebanyak 125.368 di antara BTS 3G/4G tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Menurut PT Indosat 70 persen di antara 75 juta pelanggan adalah pengguna data, dengan dukungan 64.465 BTS.
Seperti apa ARPU pelanggan tiap operator?