SINYALMAGZ.com – Operasi Dwikora di era Presiden Soekarno memang benar-benar menguji kesigapan Angkatan Perang Indonesia pada level tertinggi.
Tak tanggung-tanggung, dalam Operasi Dwikora ini, lawan yang dihadapi oleh TNI adalah kesatuan elite Special Air Service (SAS) Inggris serta tentara Gurkhanya.
Meski begitu, tetap saja “Show Must Go On”, mau tidak mau hanya “siap laksanakan” kata yang terlontar dari mulut para Tentara Indonesia ketika mendapati perintah langsung dalam Operasi Dwikora tersebut.
Dikutip dari Intisari, Sabtu (9/3/2019), salah satu babak paling sengit dalam Operasi Dwikora adalah ketika pasukan Yonif Linud 328 Kostrad ditugaskan untuk mempertahankan perbatasan wilayah perbatasan antara Indonesia-Malaysia di Kalimantan.
Tak hanya itu saja, bahkan pasukan Yonif Linud 328 juga ditugaskan untuk melakukan penyusupan serta melakukan serangan ke posisi musuh.
Tanggal 4 Oktober 1963, akhirnya pasukan Yonif Linud 328 mulai dikirim ke medan operasi. Mereka akan bertugas di sana selama 4 bulan.
Pasukan Yonif Linud 328 diterjunkan melalui pesawat dan mendarat di Drop Zone yang sudah ditentukan.
Ketika berhasil mendarat, pasukan Yonif Linud 328 pun menemukan sebuah perkampungan saat mereka mencari logistik yang di drop melalui pesawat.
Belakangan, diketahui nama perkampungan tersebut adalah Kampung Pareh, yang masuk wilayah Malaysia.
Pengintaian pun dilakukan oleh personil Yonif Linud 328. Mereka pun terkejut ketika mendapati Kampung Pareh telah dijaga oleh Royal Malay Regiment dan SAS Inggris.
Namun karena ingat akan tugas, personil Yonif Linud 328 pun segera menyusun rencana “serangan kilat” ke Kampung Pareh, Malaysia.
Adalah Serma M Darto, yang memimpin 40 personil Yonif Linud 328 untuk menghabisi tentara Royal Malay Regiment dan SAS Inggris.
Jam J hari H, pasukan Yonif Linud 328 langsung menggebuk posisi musuh di Kampung Pareh, Malaysia.
Hampir mirip dengan Kopassus, Kostrad juga memiliki ciri khas melakukan “serangan kilat” kepada lawan.
Alhasil, karena diserang secara mendadak oleh personil Yonif Linud 328, tentara SAS dan Royal Malay pun langsung kocar-kacir dan tidak sempat konsolidasi untuk membalas serangan.
Terlebih lagi, beberapa anggota Royal Malay serta SAS sedang patroli, sehingga kekuatan mereka di Kampung Pareh jadi bulan-bulanan pasukan Yonif Linud 328 Kostrad.