Begitu Ismail loncat kembali ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.
Sebaliknya, kapal Malaysia kedua sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda untuk pergi dari wilayah itu.
Rupanya, kapal kedua itu mencoba mengetes ancaman Ismail.
Apa boleh buat, Ismail dan rekan-rekannya langsung membelokkan arah laju perahu karet menuju kapal Malaysia yang kedua sebagai sasaran berikutnya.
Namun target rupanya sudah mengantisipasi gerakan tim Kopaska ini. Mereka pun melakukan penjagaan di lambung kanan, kiri, dan buritan dengan senjata lengkap.
Hal ini tentu saja mempersempit ruang gerak Ismail, Muhadi, dan Yuli untuk melaksanakan lompatan ke kapal (ship-boarding).
Tak kurang akal, mereka kemudian merapatkan perahu karet ke rantai jangkar kapal Malaysia yang sedang dilegokan.
Di sini, kembali Ismail berteriak mengancam akan memutuskan rantai jangkar dengan meledakkannya. Ancaman Ismail ini dilakukan sambil menggoyang-goyangkan rantai jangkar yang terulur.
Teriakan Ismail rupanya sempat didengar oleh seorang ABK Kapal Malaysia, yang kemudian melaporkannya ke anjungan.
Tak lama kemudian, kapal kedua itu pun meninggalkan wilayah perairan Karang Unarang dalam kondisi ketakutan.
Setelah melakukan pengawasan sejenak, ketiga anggota Kopaska yang baru saja melakukan aksi heroik tanpa senjata itu selanjutnya kembali ke posnya di Pontoon Lius Indah.
Sumber: Buku Kopaska Spesialis Pertempuran Laut Khusus, Kopaska TNI AL 2012.