SINYALMAGZ.com – Bayangkan jika kamu dalam keadaan mendesak, namun harus menghubungi seseorang, sementara daya baterai handphone lemah. Dan kamu hanya memiliki sedikit waktu untuk mengingat nomor teleponnya.
Saat seperti ini, hal yang dibutuhkan otak adalah memori kerja atau working memory. Ini merupakan sistem otak yang sangat bisa diandalkan untuk mengingat informasi penting untuk sementara.
Menurut neurolog atau ahli saraf, Earl Miller, dari MIT Picower Institute for Learning and Memory, dan Christos Constantinidis, dari Wake Forest School of Medicine, memori kerja merupakan isi pikiran kita dan komponen inti dari fungsi kognitif yang berperan dalam perencanaan, bahasa, dan kecerdasan.
Keduanya sepakat bahwa memori kerja sangat penting untuk semua hal yang dilakukan otak.
Seseorang yang memiliki masalah pada memori kerja, sangat mungkin mengalami masalah gangguan otak seperti autisme dan skizofrenia.
Meski demikian, tentang bagaimana memori kerja melakukan tugasnya hingga kini masih menjadi perdebatan para ahli, terutama Miller dan Constantinidis.
Pro kontra para ahli
Dilansir dari NPR, Kamis (15/11/2018), keduanya menyajikan bukti yang dapat menguatkan hipotesis masing-masing dalam pertemuan Society for Neuroscience, di San Diego pekan lalu.
Constantinidis mendukung apa yang disebut model memori kerja standar, model yang telah ada selama beberapa dekade. Ia mengatakan, saat kita ingin menyimpan informasi baru dan penting seperti nomor telepon, maka neuron di bagian depan otak akan terus menembak dan bekerja sangat aktif.
“Dan ini adalah aktivitas yang terus-menerus dari neuron di korteks prefrontal yang memungkinkan Anda untuk mempertahankan informasi dalam memori.”, ungkap Constantinidis.
Bila neuron berhenti bekerja, maka informasi tersebut dapat hilang sepenuhnya.
Namun, gagasan ini langsung dibantah oleh Miller. Ia berkata bahwa memori kerja tidak sesederhana itu.
Tim Miller menggunakan teknologi terbaru untuk mempelajari kelompok neuron dalam memori kerja. Mereka menemukan, tembakan yang dilakukan neuron tidak dilakukan secara terus menerus, tetapi hanya singkat dan terkoordinasi.
“Ini mungkin terdengar biasa saja, tapi implikasi fungsionalnya sangat besar.”, tegas Miller.
Salah satu implikasinya adalah, otak harus memiliki banyak cara untuk mempertahankan informasi dalam memori kerja selama aktivitas neuron bekerja aktif.
Hipotesis Miller, neuron dalam memori kerja berkomunikasi dengan bagian otak yang lain, termasuk jaringan yang terlibat dalam memori jangka panjang.
Memori kerja melakukan komunikasi itu dengan menembakkan neuron bersama-sama pada frekuensi tertentu, yang meninggalkan “kesan” sementara dari informasi dalam jaringan luas sel-sel otak.