Jika Android melesat di puncak sistem operasi terfavorit kuartal 1 – 2015 adalah wajar. Walaupun faktanya persentasenya tak seiring dengan jumlah penjualan, yang kabarnya telah berada di atas 60 persen dibandingkan penjualan smartphone OS lain. Tingkat persepsi konsumen terhadap sistem operasi Android hanya 44,33 persen. Maknanya adalah konsumen bisa jadi telah jenuh dengan begitu banyaknya produk Android. Apalagi ketika penggunaan fitur-fitur dari Google ternyata tak optimal.
Data menarik justru terlihat pada profil sistem operasi WindowsPhone. Perlahan tapi meyakinkan telah mengalahkan persepsi terhadap OS BlackBerry, yang secara volume juga telah menurun. Kendati hanya berbekal satu brand (Nokia dan kemudian Microsoft Device), tetapi apa yang dilakukan oleh Nokia untuk konsisten pada seri Lumia harus diacungi jempol.
Nokia –waktu itu- menyajikan berderet Lumia untuk kategori mid dan high end. Jika Nokia Lumia 520 atau 530 yang banderolnya di bawah Rp 1,5 juta dianggap untuk entry level, cara yang ditempuh untuk menggenapkan nama brand cukup berhasil. Meski tak terpaut jauh dengan BlackBerry, selisih dua angka di atas mantan sang fenomenal ini jelas menunjukkan bahwa OS WindowsPhone lebih memenuhi kebutuhan saat ini.
Di sisi lain, WindowsPhone sekarang juga tak bisa dianggap sebelah mata. Hampir semua aplikasi yang dapat dinikmati di Android dan iOS kini pun dapat dijajal di WindowsPhone.
Sementara iOS yang sangat eksklusif harus puas di posisi buncit. Kuat hanya untuk kalangan terbatas di antara begitu banyak Android yang bertebaran. Jadi bukan karena tergencet oleh WindowsPhone atau BlackBerry. (*)
Survei dilakukan pada 4-8 Maret 2013 di ajang Mega Bazaar Computer 2015, di JCC. n = 205.