Oppo harus membuat dua varian untuk seri R7. Satu varian dengan OS (masih) KitKat. Satu lagi, Oppo R7 Plus telah memakai Lollipop. Yang pertama, dimensi layarnya 5 inci, varian kedua berukuran layar 6 inci. Kendati keduanya menggunakan layar AMOLED. Beda lainnya, R7 memakai ROM 16 GB, R7 Plus menggunakan ROM 32 GB. Meskipun sama-sama pilih RAM 3 GB. Lalu, kapasitas baterainya pun berbeda. Versi pertama 2.320 mAh, sedangkan varian kedua 4.100 mAH. Dan, keduanya dilengkapi fitur VOOC yang dikenal sebagai pemercepat isi ulang baterai.
Tetapi yang sesungguhnya ingin ditampilkan kedua varian ini adalah produk dengan desain yang mutakhir, terkini. Layouting komponen yang lebih rapi sehingga kemudian mampu dipres bodinya hingga tipis. Walaupun tetap saja berbeda. R7 bisa hanya setebal 6,3 mm, sementara R7 Plus cuma bisa menembus angka 7,8 mm. Beda 1,5 mm bagi produsen smartphone bisa merupakan sebuah kata kunci kampanye produk unggulan.
Selain faktor desain, kemampuan fotografi juga terlihat jadi lokomotif unggulan seri ini. Bukan hanya menceploskan kamera utama 13 MP, namun pemilihan lensa yang menggandeng produsen asal Jerman, Schneider-Kreuznach. Bedanya, R7 hanya menggunakanm sensor biasa. Sedangkan R7 Plus ditambah sensor RGBW ISOCELL. Dengan sensor ini noise pada gambar dapat direduksi hingga 70 persen lebih.
Kedua smartphone dengan SIM Card ganda ini masih ditambah lagi dengan ruang simpan microSD, yang siap menelan file hingga 128 GB.
Seri R7 Plus seperti ingin menjawab tantangan Samsung dengan Galaxy S6-nya. Tetapi tentu sungguh berani jika bertarung harga. Sebagai info, di Tiongkok R7 dibanderol sekitar Rp 5 jutaan. Selisih Rp 1 jutaan dengan R7 Plus yang lebih mahal.