SINYALMAGZ.com – Pesawat luar angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat ( NASA) yang bernama Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) baru saja membuat penemuan yang mengejutkan. Pasalnya, pesawat luar angkasa tersebut baru saja menemukan molekul air yang bergerak di sekitar sisi bulan.
Temuan ini pun membuat keinginan NASA untuk membawa kembali astronot ke Bulan makin besar.
Hingga dekade lalu, para ilmuwan berpikir bahwa Bulan merupakan tempat yang sangat gersang. Air hanya ditemukan sebagai kantong es di kawah teduh dekat kutub Bulan.
Namun, hal itu kini terbantah oleh temuan Lyman Alpha Mapping Project (LAMP), sebuah instrumen di atas LRO. LAMP sendiri berfungsi untuk mengukur molekul yang jarang ditemukan di Bulan.
Menurut laporan yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, instrumen ini membantu peneliti mengkarakterisasi perubahan hidrasi di Bulan.
“Studi ini merupakan langkah penting dalam memajukan kisah air di Bulan, dan merupakan hasil akumulasi data dari misi LRO selama bertahun-tahun.”, ungkap John Keller, selaku Deputi Proyek LRO.
Dikutip dari NDTV, Jumat (15/03/2019), para ilmuwan kini telah mengidentifikasi air permukaan dalam populasi molekul yang terikat pada tanah Bulan, atau Regolith.
Namun, jumlah dan lokasi ditemukan bervariasi berdasarkan waktu dan hari.
Air Bulan memang lebih umum di garis lintang lebih tinggi. Selain itu, jumlahnya pun cenderung melonjak ketika permukaan Bulan memanas.
Para ilmuwan telah berhipotesis bahwa ion hidrogen dalam angin Matahari mungkin menjadi sumber sebagian besar air permukaan Bulan.
Akibatnya, ketika Bulan melewati di belakang Bumi dan terlindung dari angin Matahari, “keran air” pada dasarnya harus mati.
Namun, air yang diamati oleh LAMP tidak berkurang ketika Bulan dilindungi oleh Bumi. Bahkan, wilayah tersebut justru dipengaruhi oleh medan magnetnya, sehingga air menumpuk dari waktu ke waktu, alih-alih “menghujani” turun langsung dari angin Matahari.
