sinyal.co.id
Di luar delapan operator, ada operator yang bukan seluler namun data yang kini ditempatkan di spektrum pita lebar 2300 MHz (WIMax – worldwide interoperable mobile access) seperti FirstMedia, Berca dan sebagainya, yang memiliki cakupan regional. Smartfren beda karena dia juga operator seluler yang untuk layanan suara menggunakan frekuensi 850 MHz bekas Fren dan layanan data menggunakan frekuensi 2300 MHz dengan cakupan nasional.
Tujuh lisensi pada pita WIMax selebar 30 MHz merupakan pemborosan, apalagi sebagian mati suri karena menyulitkan kendali dan kemungkinan jelajah. Wajarlah kalau pemerintah mewacanakan akan menjadikan satu entitas gabungan mereka.
Terserah caranya apakah akuisisi, mengembalikan lisensi ke pemerintah atau bikin perusahaan patungan. Atau juga apakah mereka akan bergabung dengan Smartfren yang sudah duluan di spektrum itu, atau Smartfren bergabung dengan operator seluler yang nantinya memenangkan sisa frekuensi di 2300 MHz.
Di spektrum 2300 MHz tersedia pita selebar 90 MHz, masing-masing 30 MHz oleh WIMax dan Smartfren, sisanya 30 MHz akan dilelang tidak lama lagi. Karena operator seluler masuk ke spektrum 2300 MHz, pemerintah akan memberi izin layanan seluler (suara) dan data kepada semua operator.
Jika ini berjalan dan di spektrum pita lebar tadi hanya ada satu operator, di tataran GSM tinggal dilihat siapa yang akan bergabung, diakuisisi, mengakuisisi atau menyerahkan kembali frekuensinya kepada pemerintah. Saat ini semua operator GSM berpotensi untuk mengakuisisi operator lain, walapun tidak semua operator berpotensi diakuisisi, misalnya Telkomsel yang mustahil diakuisisi – misalnya – oleh Hutchison Tri.
Tri boleh dikata “anak bungsu” yang memulainya dengan 10 MHz di spektrum 1800 MHz, lalu mendapat dua kanal (10 MHz) di 2,1 GHz dan kini berminat ikut beauty contest untuk dapat dua kanal sisa di 2,1 GHz. Tri mengklaim punya pelanggan 60 juta, ketiga setelah Telkomsel dan Indosat, disusul XL Axiata yang punya 48,7 juta.
Rumor mengatakan, Ooredoo akan mengakuisisi Tri yang dimiliki keluarga Tohir yang punya klub Inter Milan, meski rumor lain mengatakan sebaliknya, Tri yang akan mengakuisisi. Kalau jumlah operator GSM nantinya diharapkan tinggal 3 atau empat, apakah XL Axiata, Tri, Sampoerna atau Smartfren yang akan “dikorbankan”, masih jadi pergunjingan seru.
Bagaimana dengan Sampoerna Telecom yang punya pelanggan di bawah 500.000? Teknologi yang mereka gunakan sudah sangat usang dan hanya beberapa operator di dunia bekerja di frekuensi 450 MHz. Frekuensi ini bagus untuk pedesaan karena jangkauan BTS-nya sampai 100 km, lebih hemat dibanding GSM 900 MHz atau 1800 MH yang cakupan maksimalnya lima kilometer. Sehingga sebetulnya 450 MHz bisa digunakan oleh pemilik spektrum lebar tadi untuk layanan pedesaan mereka.
Belum lama ini Sampoerna minta pemerintah membuka frekuensi 450 MHz sehingga dapat digunakan untuk layanan 4G LTE seperti yang sudah dioperasikan di Brasil dan Venezuela. Pemerintah tampaknya bergeming dan tetap menghendaki mereka bergabung dengan operator lain, untuk efisiensi.
Moch. Hendrowijono