Meski demikian, Mbah Parno sendiri merasa biasa-biasa saja.
“Perasaan biasa saja. Karena saya kerja puluhan tahun memang bukan untuk mencari penghargaan, tapi untuk ibadah.”, katanya.
Mbah Parno juga tidak akan menempati rumah itu. Ia masih betah tinggal di Kemayoran, karena masih ingin mengabdi di Masjid Istiqlal dan merawat musholah di tempat tinggalnya.
“Rumah ini biar dihuni sama anak-anak saya. Saya masih mau dekat dengan Istiqlal.”, ujarnya.