SINYALMAGZ.com – Tim astronom Australia National University (ANU) berhasil mengidentifikasi adanya lubang hitam dengan ukuran sangat besar, yang dapat mengisap benda langit dengan sangat cepat.
Bahkan, lubang hitam “monster” itu disebut-sebut sangat rakus, karena mampu menghisap benda-benda langit yang massanya setara dengan Matahari setiap dua hari sekali.
Sebelum lubang hitam ini ditemukan, para astronom harus meneliti sekitar 12 miliar tahun cahaya di luar angkasa. Artinya, mereka melihat obyek seperti itu pada 12 miliar tahun lalu, tidak terlalu lama setelah Big Bang.
Menurut analisis ANU, pertumbuhan lubang hitam ini sangat cepat, yakni 1 persen setiap jutaan tahun.
Perwakilan ANU mengatakan, lubang hitam ini terlihat karena cahayanya yang sangat mencolok. Seandainya saja lubang hitam ini ada di area Bima Sakti, maka dapat dipastikan ia akan lebih terang dari Bulan Purnama.
“Lubang hitam tumbuh sangat cepat, sehingga sinarnya ribuan kali lebih terang dari benda langit di seluruh galaksi. Ini karena semua gas yang disedotnya setiap hari menimbulkan banyak gesekan dan panas.”, ungkap Christian Wolf, salah satu tim ANU.
“Kalau lubang hitam ini ada di galaksi Bima Sakti kita, cahayanya 10 kali lebih terang dari Bulan Purnama, dan dapat dipastikan bintang lain di langit malam tidak akan terlihat.”, sambung Wolf, sebagaimana dilansir dari Science Alert, Sabtu (16/2/2019).
Wolf menambahkan, jika lubang hitam “monster” tersebut ada di galaksi Bima Sakti, bukan tidak mungkin cerita kehidupan di Bumi akan tamat. Karena ukurannya yang super masif, cahaya, dan radiasi sinar-X yang ditimbulkannya.
Lubang hitam yang dikenal sebagai QSO SMSS J215728.21-360215.1 itu diperkirakan berukuran 20 miliar Matahari. Wolf dan timnya menyebut, obyek langit ini memenuhi syarat sebagai quasar, benda langit yang paling langka dan paling terang di inti galaksi.
Quasar ditentukan dengan meneliti data dari satelit ESA Gaia, NASA Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE), dan teleskop ANU SkyMapper.
Jika di masa depan ada teleskop yang lebih canggih, maka pekerjaan astronom untuk melihat obyek seperti ini akan jadi lebih mudah. Hal ini nantinya akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana elemen dan galaksi terbentuk di tahap awal Semesta.
Hingga saat ini para astronom baru menemukan beberapa lubang hitam super-masif dan quasar.