sinyal.co.id
Live streaming saat ini didominasi oleh usia milenial (18-25 tahun).
Menurut data dari freewebsitereport.org, Camfrog.com menduduki rangking 4.219 dari ratusan juta situs di dunia. Jumlah pengunjungnya mencapai angka 504.859 per hari. Estimasi nilai jual situs ini $1.1 Miliar Dolar Amerika.
Untuk diketahui, Camfrog setahun lebih tua dari Facebook. Bahkan bila ditelusuri lebih jauh, aktivitas live streaming jauh lebih tua daripada aktivitas bercengkrama di sosial media. Lahirnya siaran langsung melalui jaringan internet ini membuka keran bisnis baru yang luas. Melihat potensi pendapatan yang sangat besar dari bisnis live streaming, tentunya pebisnis berlomba untuk menjadi taipan selanjutnya.
Setelah era dot com merebak, banyak situs live streaming seperti Camfrog ini beredar di internet. Uniknya ada satu pola yang tidak pernah berubah dari bisnis live streaming berbumbu chating ini. Daya tarik dari wanita pada situs dan aplikasi live streaming tersebut selalu dipajang di etalase utama.
Racikan bumbu ini sangat pas untuk membuat kegemparan. Bumbunya dasarnya ada tiga, pertama host wanita, kedua interaksi dengan penonton, ketiga siaran yang disajikan langsung (live).
Begitu pula yang terjadi dengan fenomena BIGO Live yang mewabah di Indonesia dan Asia Tenggara. Menelusuri pemberitaan BIGO Live di media-media Asia Tenggara, polanya hampir sama.
Penampil atau yang disebut broadcaster favorit di BIGO Live rata-rata wanita muda. Untuk BIGO Live usia milenial yang paling mendominasi. Gadis 18-25 tahun menjadi bintang dalam aplikasi live streaming yang satu ini. Tentu, kebanyakan penonton adalah lawan jenisnya.
Kami menulusuri aplikasi BIGO Live di platform Android. Komentar menggoda, sampai kata-kata tak senonoh kerap diumbar oleh penonton BIGO Live. Padahal belum tentu broadcaster di BIGO Live adalah wanita sembarangan. Kendati demikian, pengguna akan berkerumun hingga ribuan jumlahnya di ruangan broadcaster paling “berani”.
Lalu
