SELASA (23/7) lalu Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merilis kebijakan kementerian yang menutup sementara penjualan kartu SIM perdana Zain, operator seluler dari Arab Saudi, di semua wilayah Indonesia. Pertimbangannya, aspek perlindungan konsumen sesuai UU no 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Kebijakan ini dikeluarkan setelah Direktorat Pengendalian Ditjen PPI (Perangkat Pos dan Informatika) menemukan adanya penjualan kartu perdana operator seluler Zain di Asrama Haji Pondok Gede satu pekan sebelumnya. Mereka juga menemukan hal sama di Asrama Haji Lombok NTB, Donohudan Solo, Sukolilo Surabaya, dan Asrama Haji Makassar di Ujungpandang.
Di setiap asrama ada booth-booth yang menjual kartu perdana Zaij dengan harga Rp 150.000, yang baru bisa diaktifkan setelah Jemaah haji sampai di Tanah Suci dengan mendatangi booth Zain di bandara atau hotel tempat menginap jemaah.
Paket tadi berlaku selama Jemaah berada di Arab Saudi dan berisi 5 GB kuota data, dan 50 menit gratis menelepon, tetapi tidak disebut gratis menelepon lokal Saudi atau ke Indonesia. Hanya disebut menerima telepon gratis, dan tarif menelepon Rp 750 per menit serta bonus isi ulang 200 persen.
Menelepon Rp 750 memang sangatlah murah dibanding jika menggunakan kartu SIM semua operator Indonesia yang Rp 5.000 per menit. Tidak disebutkan pula soal kemungkinan biaya mahal yang harus dibayar konsumen di Indonesia jika mereka menelepon kerabat yang menggunakan kartu Zain itu saat berada di Saudi.
Kominfo sedang melakukan Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) untuk terjaminnya perlindungan konsumen telekomunikasi akibat penjualan kartu SIM Zain Telecom itu. Namun selama ini di Indonesia banyak dilakukan penjualan atau penyewaan modem untuk turis yang akan berangkat ke Jepang atau Korea, rata-rata tarifnya Rp 750.000 per tujuh hari, combo unlimited.
Penawaran kartu Zain tadi disambut calon Jemaah karena menggunakan kartu SIM semua operator Indonesia yang mengeluarkan paket haji, tarifnya lebih mahal. Contohnya saja Telkomsel yang menawarkan paket combo haji berlaku selama 20 hari dengan kuota internet 7 GB, menelepon 50 menit dan 50 SMS, sebesar Rp 550.000. Jika kartunya mau aktif sepanjang musim haji yang sekitar 40 hari, combo ditawarkan dengan paket data 15 GB dengan bebas menelepon 120 menit dan 120 SMS, harganya Rp 940.000.
XL Axiata menawarkan tarif bervariasi sesuai kebutuhan data dan banyak bicara, pada rentang harga Rp 149.000 hingga Rp 594.000. Sementara untuk paket roaming haji, Indosat Ooredoo mematok harga Rp 275.000 dengan masa aktif 45 hari. Sama dengan operator lain yang bekerja sama dengan tiga operator seluler Saudi; Zain, Mobily dan STC, Tri mematok harga untuk menelepon 50 menit dan 50 SMS selama 45 hari seharga Rp 250.000, combo kuota data 3GB dan lokal 1,5 GB, selama 45 hari tarifnya Rp 325.000. Untuk paket data unlimited selama 45 hari, Tri menghargainya dengan Rp 360.000.
Smartfren menawarkan layanan kuota data unlimited harian dan dua mingguan (14 hari), masing-masing Rp 25.000 dan Rp 285.000. ***