SINYALMAGZ.com – Di penghujung akhir tahun 2018 lalu, Badan Antariksa AS (NASA) mengunggah sebuah foto mengejutkan. Gambar tersebut adalah sebuah “piring terbang” yang hancur.
“Piring terbang dari luar angkasa hancur mendarat di gurun Utah setelah dilacak ole radar dan dikejar dengan helikopter.”, tulis deskripsi foto tersebut di situs Astronomy Picture of the Day.
NASA tidak mengisyaratkan adanya kunjungan alien ke Bumi dengan foto tersebut. Itu karena memang piring terbang yang setengah terkubur tersebut punya cerita lain.
Bukan Alien
Piring terbang itu sebenarnya adalah kapsul pesawat ruang angkasa Genesis. Seharusnya, benda itu memang tidak mendarat dengan cara yang brutal seperti yang terjadi.
Misi Genesis sendiri diluncurkan pada 8 Agustus 2001 silam. Misi Genesis adalah misi ambisius NASA untuk mengirim pesawat antariksa ke angin Matahari, demi mengumpulkan sampel untuk dibawa pulang ke Bumi.
Misi ini mengumpulkan data tentang komposisi partikel bermuatan yang mengalir dari korona Matahari.
Nantinya, data tersebut digunakan oleh para peneliti untuk menentukan sacara tepat komposisi bintang dan unsur-unsur di sekitarnya.
Demi tujuan tersebut, misi Genesis dilengkapi dengan kapsul sampel berisi tabung bahan angin Matahari. Sampel itu didapatkan setelah dua tahun Genesis mengorbit di Lagrange 1, sebuah lokasi di mana gravitasi Bumi dan Matahari seimbang.
Pesawat itu kemudian menangkap angin Matahari dengan menggunakan serangkaian kolektor yang berisi bahan kemurnian tinggi seperti aluminium, safir, silikon, dan emas.
“Bahan-bahan yang kami gunakan dalam susunan kolektor Genesis harus cukup kuat secara fisik untuk diluncurkan tanpa rusak, menyimpan sampel ketika terpapar panas Matahari, dan cukup murni agar kami dapat menganalisis elemen angin Matahari.”, ungkap Amy Jurewics, salah satu peneliti yang terlibat dikutip dari Science Alert, Sabtu (12/01/2019).
Kecelakaan Piring Terbang
Sekitar 8 September 2004, kapsul sampel dan susunannya itu memasuki orbit Bumi. Sayangnya, kapsul berupa piring terbang itu menabrak tanah di Gurun Utah dengan kecapatan diperkirakan mencapai 310 km/jam.
Padahal seharusnya, ketika memasuki atmosfer Bumi, sebuah mortir di atas kapsul itu akan meledak dan melepaskan parasut. Dengan begitu, seharusnya, kapsul bergerak lebih lambat dan lebih stabil.
Dalam foto kecelakaan itu, kita bisa melihat ada beberapa helikopter di sekitar piring terbang.
Sebelumnya, mereka bersiap mengambil kapsul di udara dan langsung mengangkutnya ke laboratorium untuk menghindari kontaminasi sampel. Namun sayang, rencana itu tak bisa dilaksanakan dengan mulus.
Setelah dilakukan penyelidikan, biang keladi dari masalah ini adalah satu set sensor. Sensor itu bahkan hanya seukuran ujung pensil.
Perangkat kecil itu seharusnya mendeteksi peningkatan kekuatan gravitasi ketika memasuki Bumi dan memicu pelepasan parasut.