sinyal.co.id
Belum lama ini, Samsung merilis produk barunya ke pasar Samsung menjajal OS buatan sendiri untuk dijual ke pasar. Meski namanya meroket sejak memproduksi ponsel-ponsel Android, Samsung rupanya berambisi untuk memperkenalkan OS buatannya sendiri.
Berbeda dengan TouchWiz yang berstatus pengembangan antarmuka Android dari Samsung, OS Tizen hadir sebagai sistem operasi yang benar-benar baru dan berbeda dengan Andorid. Perlu diketahui, Tizen juga berbasis dari Linux, seperti halnya android.
Nah, Samsung kembali merilis ponsel ber-OS Tizen ini untuk semakin mengenalkan sistem operasi baru ini ke konsumen. Kali ini, Tizen dijejalkan pada Samsung Z2. Bukan kali ini saja, sebelumnya ada Samsung sudah memulai debut Tizen lewat Samsung Z1. Sayangnya, ponsel ini tidak masuk ke Indonesia.
Kemudian ada Samsung Gear 2 yang juga berbasis Tizen di dalamnya. Sayangnya, saat peluncuran ponsel Tizen pertama, dikatakan bahwa penjualannya berjalan dengan lambat. Pasalnya, sistem operasi ini sangat baru dan masih dalam tahap pengenalan kepada publik. Nah, bagaimana dengan ponsel Tizen generasi kedua ini?
Baru diumumkan, tak lama kemudian ponsel ini sudah bisa dilihat di ITC Roxy. SINYAL yang sedang berkeliling pun mencoba bertanya-tanya, berapa harga yang ditawarkan untuk ponsel satu ini. Pertama-tama, SINYAL mencoba mencari ponsel ini di outlet resmi Samsung dengan harapan, sudah tersedia demo untuk ponsel satu ini.
Sayangnya, pihak outlet mengatakan bahwa toko tersebut tidak menjual Samsung Z2 karena bukan ber-OS Android. Ternyata outlet itu hanya menjual ponsel-ponsel Android Samsung. Pramuniaga kemudian menyarankan untuk mencari ponsel tersebut di toko. Ia mengklaim bahwa ponsel itu hanya dijual di toko, bukan di outlet resmi. Akhirnya SINYAL beranjak ke salah satu toko di lantai dasar ITC Roxy.
Benar juga, Samsung Z2 dijual di sana. Toko tersebut mematok harga 925ribu rupiah untuk sebuah Samsung Z2. Kemudian SINYAL iseng bertanya-tanya soal ponsel satu ini. Sayangnya, karena bukan android, ponsel ini belum memiliki dukungan banyak aplikasi. Misalnya, ponsel ini tidak bisa digunakan untuk aplikasi chat BBM. Penjaga toko tersebut juga menjelaskan, fitur-fitur google yang ada pada ponsel Android tak akan bisa ditemukan pada ponsel ini.
“Bayangin aja kayak Symbian-nya Nokia dulu, Mas. Tizen kira-kira kayak gitu,” ujar penjaga tokonya ketika mencoba menjelaskan OS ini. Ada benarnya juga, pasalnya ponsel ini sudah bisa dipasangkan Whatsapp dan Line, seperti yang tertera pada boks penjualannya. Namun akhirnya, penjaga tersebut tetap menyarankan untuk membeli ponsel Android karena kelengkapan fitur dan aplikasinya.
“Kalau mau mending beli J1 2016. Spek hampir sama, tapi karena android, jadi lebih lengkap,” ujarnya.
Di toko lain pun terjadi hal yang sama. Penjaga tokonya juga tetap merekomendasikan ponsel Android ketimbang Samsung Z2. Menurut penjaga toko tersebut, OS tersebut ‘masih nanggung’ jika dibandingkan dengan android. Lagi-lagi nama J1 2016 disebut. Keunggulannya adalah J1 bisa lebih lengkap daripada Z2, meski kapasitas RAM yang dibawanya masih berada di bawah Samsung Z2.
Perjalanan Tizen masih panjang jika ingin setenar Android seperti sekarang ini. Namun bukan tidak mungkin bahwa OS ini akan mampu menyaingi Android. Pasalnya, Tizen didukung oleh salah satu operator terkenal, yakni Intel.
Tapi untuk saat ini, Samsung harus bersabar sampai publik menyadari apa itu OS Tizen dan keunggulan apa yang ditawarkan OS ini kepada mereka. Untuk sementara, biarlah Android menikmati angin segar kepopulerannya ini. Siap-siap, Tizen mengintai. Patardo