WWW.SINYALMAGZ.COM – Video kisah seorang difable bernama Kiki Aditya mendadak bikin Google buka mata. Kiki, pria asal Sukabumi yang sejak kecil mengalami kebutaan lantas diundang ke kantor Google. Padahal video itu belum viral betul, bahkan baru dibuat pada 10 November silam.
Video itu berkisah tentang hidup Kiki yang terbantukan oleh salah satu layanan OTT satu ini. Google Assistant itu menolongnya untuk lebih cepat menerima informasi. “Dulu, saya selalu nanya ke teman untuk nyari informasi,” aku Kiki.
Iseng-iseng Kiki menjajal Google Assistant yang tertanam di ponselnya. Tentulah melalui perintah suara (voice command). Perangkat lunak ini menjawab pertanyaan pria yang berprofesi sebagai penyiar radio swasta ini.
“Saya jadi tahu waktu sholat karena Google Assistant memberi tahu,” ujarnya ketika ia bertanya jam sholat.
Google Assistant sendiri terus berkembang seiring dengan tuntutan pengguna. Dulu hanya menyampaikan informasi sepatah dua patah kata. Kini bahkan berkalimat-kalimat. Inilah yang membuat orang-orang seperti Kiki terbantu mencari informasi apapun.
Namun, pemakaian Google Assistant ini tentulah tak lepas dari ketersediaan jaringan di desanya. Mustahil software ini digunakan tanpa jaringan memadai.
Pria yang tinggal di desa Segaranten, Gunung Bentang Sukabumi ini menggunakan jaringan Indosat Ooredoo. “Di desa saya memang paling bagus Indosat,” ujarnya.
Pernah ia mencoba operator lain namun hasilnya tak memuaskan. Jadilah ia delapan tahun berinteraksi melalui ponsel via jaringan operator kelir kuning ini.
Bukan kebetulan pula Indosat Ooredoo menggelar CSR tahun ini dengan merilis IM3 Ooredoo 696 dengan Google Assistant. Melalui program kepedulian perusahaan ini fungsi aplikasi milik Google kian berguna. Paling tidak bagi orang-orang difable.
Kiki menjadi contoh warga yang memanfaatkan digital untuk kebutuhan hidupnya. Ia merasa kian hidup. Kendati banyak harapan disandarkan kepada Google untuk terus mengembangkan perangkat lunak agar lebih terpergunakan. “Sebaiknya tambah banyak informasi yang disampaikan lewat suara,” harap Kiki.
Pun tentulah keinginan dukungan operator sebagai backbone dari seluruh sistem digital itu untuk Indonesia. (*)