sinyal.co.id
GoPro, kamera aksi yang kerap digunakan untuk olahraga ekstrem ini menginspirasi banyak orang bertahun lalu. Di masa-masa awalnya, GoPro digunakan untuk merekam aksi lompatan Felix Baumgartner dari antariksa. Namun kini GoPro tak lagi dicintai. Alasannya sederhana, orang-orang lebih suka menonton daripada merekam aksi mereka sendiri.
Minggu ini, GoPro merumahkan 7{6d4da31955223774f92dce3d293cb7e669764550633ee25cdb7e9d5f0678e9b3} tenaga kerjanya atau sekitar 105 pekerja. Keputusan itu diambil karena penjualan GoPro yang memburuk akhir-akhir ini. Selain merumahkan karyawan, GoPro sampai harus menurunkan estimasi penjualan mereka tahun ini.
Analis manajemen investasi dari Oppenheimer, Andrew Uerkwitz mengatakan jika kamera aksi memiliki pasar terbatas. Selain itu pasar produk kamera sendiri secara umum mulai menyusut.
GoPro pun akhirnya mencari “mainan” baru. Mereka melebarkan bisnis ke tren yang sedang naik daun, Drone. GoPro berencana merilis drone buatan mereka. Melihat persaingan di segmen ini masih sedikit. Brand yang berkibar di ranah Drone adalah Parrot dan DJI. Tantangannya adalah, mampukah GoPro menciptakan Drone dengan harga yang terjangkau?
GoPro juga mencoba mengambil keuntungan dari lisensi. GoPro kini mengkomersialisasikan video hasil tangkapan GoPro ke perusahaan media. Selain itu, GoPro juga berencana merilis software baru untuk editing dan berbagi video.
Sebagai sebuah perusahaan, GoPro menghadapi tantangan baru. Produk andalannya ternyata tak lagi dicintai konsumen. Mampukah GoPro bertahan? Lalu