Kabar Buruk Bagi Bumi
Apa yang akan terjadi, secara hipotetis, jika sebuah lubang hitam tiba-tiba muncul di dekat Bumi?
Efek-efek gravitasi yang sama yang menghasilkan spagetifikasi akan mulai bekerja di sini. Tepian Bumi yang paling dekat dengan lubang hitam akan merasakan gaya yang jauh lebih kuat daripada sisi terjauhnya.
Jika demikian, kehancuran seluruh planet sudah di depan mata. Kita akan terkoyak-koyak.
Pada saat yang sama, kita mungkin bahkan tidak menyadari jika sebuah lubang hitam yang benar-benar supermassif menelan kita di bawah horizon peristiwa ketika segala sesuatu akan tampak seperti tadinya, setidak-tidaknya untuk periode waktu singkat.
Dalam hal ini, bisa jadi beberapa saat sebelum malapetaka menerjang.
Tapi jangan terlalu khawatir, kita akan celaka terlebih dahulu karena “menabrak” sebuah lubang hitam. Lagi pula, kita mungkin tetap hidup secara holografis setelah saat kritis tersebut.
Perhatikan Radiasi
Menariknya, lubang hitam tidak mesti hitam. Kuasar —obyek-obyek di jantung galaksi-galaksi jauh yang memperoleh tenaga dari lubang hitam— luar biasa terangnya. Kuasar bisa jauh lebih terang dari seluruh galaksi yang menjadi induknya.
Radiasi semacam itu muncul ketika lubang hitam sedang melahap material baru.
Jelasnya begini: material itu masih berada di luar horizon peristiwa, dan itu sebabnya kita masih bisa melihatnya. Di bawah horizon peristiwa tidak ada, cahaya juga tidak, yang bisa lolos.
Ketika semua materi yang disedot menumpuk, materi itu akan berpijar. Pijar inilah yang terlihat ketika para pengamat memandangi kuasar.
Tapi itu menjadi persoalan bagi apa pun yang mengorbit (atau berada di dekat) sebuah lubang hitam, karena lubang hitam sangat panas.
Lama sebelum kita mengalami spagetifikasi, kekuatan luar biasa kuat radiasi ini akan menggoreng kita.
Kehidupan di Sekitar Lubang Hitam
Bagi mereka yang menonton film Christopher Nolan, Interstellar, prospek sebuah planet yang mengorbit lubang hitam mungkin adalah prospek menarik.
Agar hidup tumbuh berkembang, diperlukan sebuah sumber energi dan perbedaan suhu. Dan sebuah lubang hitam bisa menjadi sumber energi itu.
Ada hambatan, biar bagaimana pun. Lubang hitam harus berhenti menyedot material apa pun —atau ia akan memancarkan terlalu banyak radiasi untuk menopang kehidupan di semua dunia tetangganya.
Seperti apa kehidupan di dunia semacam itu (dengan asumsi tidak terlalu dekat, sehingga tidak mengalami spagetifikasi tentunya) adalah persoalan lain.
Jumlah energi yang diperoleh planet itu barangkali tidak seberapa dibandingkan dengan yang diterima Bumi dari Matahari. Dan keseluruhan lingkungan planet semacam itu bisa jadi tidak kalah ganjilnya.