Indosat Ooredoo kembali melahirkan investor muda berbakat dalam bidang aplikasi mobile lewat ajang Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest ke-10 (IWIC 10). Tidak hanya technopreneur muda dari Indonesia, namun juga technopreneur muda dari beberapa negara yang mengikuti ajang IWIC 10 yang mulai tahun ini ‘go global’ ke berbagai negara. Sebanyak 34 peserta menjadi juara pada IWIC 10 dari total 3.592 proposal yang diterima, baik itu ide maupun aplikasi yang berasal dari Indonesia dan peserta global seperti Jepang dan Myanmar.
IWIC yang merupakan program corporate social responsibility (CSR) Indosat Ooredoo pilar edukasi dan inovasi, pada penyelenggaraan yang ke-10 ini telah membawa kompetisi ke pentas global dengan mengajak para generasi muda Indonesia berkompetisi dengan developer di tingkat global dengan tema #changetheworld.
“Kami sangat senang dengan hadirnya generasi muda dari luar negeri, yang secara otomatis memberikan kesempatan para developer muda terbaik Indonesia bersaing dengan para developer global. Kami berharap hal ini akan dapat meningkatkan daya saing talenta lokal agar mampu bersaing di tingkat global. Ini merupakan kesempatan bagi generasi muda untuk menunjukkan kemampuan mereka di pentas global, sekaligus menciptakan aplikasi berkualitas buat bangsa dan masyarakat Indonesia,” ujar CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli sat Grand Final IWIC 10 di Jakarta (2/11).
Sebagai rangkaian Grand Final IWIC-10, para finalis juga mengikuti Developer Conference, sebuah diskusi panel yang dapat diikuti oleh para pelajar dan developer dengan topik bahasan yang menarik terkait dunia digital dengan para ahli sebagai narasumber. Selain itu, finalis juga mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan karyanya di depan para investor melalui sesi Smart Pitching dengan tujuan sebagai ajang penggalangan dana untuk pengembangan ide-ide serta karya yang sudah diciptakan.
“Indosat Ooredoo berharap IWIC akan terus berkembang demi mewujudkan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain Ekonomi Digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Kami yakin IWIC akan mampu menjadi salah satu langkah awal bagi generasi muda dalam pengembangan ide-ide terkait dunia digital agar mampu memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Alex.
Total 10.703 proposal selama 10 tahun
Sejak diluncurkan pada April 2016 lalu, jumlah proposal yang masuk meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun lalu IWIC menerima 3.173 proposal, 1.738 proposal pada 2014, dan 667 proposal di tahun 2013. Adapun total proposal ide yang telah diterima IWIC selama 10 tahun mencapai 10.703.
IWIC juga menyajikan beberapa konten kompetisi yang spesial, salah satunya adalah menghadirkan kategori spesial untuk wanita. Jumlah proposal ide dan aplikasi pada kategori spesial Woman & Girls meningkat dari tahun lalu.
“Salah satu pilar dari program-program CSR kami adalah mampu meningkatkan jumlah wanita yang terhubung dengan internet. Tahun ini, kami mendapatkan peningkatan angka peserta wanita yang cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, ini merupakan indikasi bahwa wanita juga mampu berperan dalam pengembangan dunia digital,” tambah Alex.
IWIC 10 telah melewati serangkaian event sejak diluncurkan, diantaranya roadshow kampus dan komunitas developers, Kids Hackathon, Developer Hackathon, Developers Challenge, serta Enterpreneurship Bootcamp selama 2 hari. Salah satu pemenang IWIC tahun lalu, Hardian Prakasa penemu aplikasi Temu Jasa, juga berpartisipasi di Tech In Asia Conference di Tokyo Jepang pada 6-7 September lalu. Selain memamerkan karyanya, dia juga mendapat ilmu dengan menghadiri conference serta mengikuti speed dating dan networking dengan developer serta investor dari berbagai negara. (Wahyu)