sinyal.co.id – Masyarakat Telematika Indonesia atau yang sering disapa MASTEL beserta Indonesia 5G Forum baru saja mengadakan seminar.
Bersama Qualcomm Technologies Inc, Ericsson, Nokia, ZTE, dan beberapa operator seluler Indonesia menggelar seminar dan diskusi yang fokus pada aspek kebijakan, teknologi, dan regulasi.
Seminar tersebut diadakan untuk menelusuri potensi peraturan dan perspektif industri terhadap implementasi teknologi 5G yang mungkin akan dikomersialkan di tahun 2019.
Teknologi 5G merupakan sebuah keniscayaan untuk memenuhi tuntutan terhadap komunikasi data yang serba cepat, stabil, dan juga aman.
Teknologi 5G tak hanya tawarkan tingkat latensi yang sangat rendah dan juga kecepatan akses data yang tinggi nan konsisten, namun nyatanya teknologi tersebut ciptakan peluang bisnis model dan industri baru.
Peluang bisnis model dan industri baru yang dimaksud meliputi Virtual Reality, Internet of Things (IoT), dan juga layanan mission critical.
Berdasarkan hasil studi “The 5G Economy”yang digagas Qualcomm dan dilaksanakan berbagai perusahaan riset {IHS Markit, Penn Schoen Berland (PSB), dan Berkeley Research Group (BRG)}, 5G di seluruh dunia akan hasilkan pendapatan $3,5 triliun dan membuka 22 juta lapangan pekerjaan di tahun 2035.
Teknologi 5G pun memungkinkan terciptanya distribusi barang dan jasa berskala global yang bernilai hingga $12,3 triliun.
AGUNG