SINYALMAGZ.com – Google dikabarkan telah menghapus sebanyak 13 game dari Play Store. Hal itu dilakukan setelah peneliti keamanan ESET, Lukas Stefanko, menemukan sejumlah aplikasi yang memasang malware di perangkat Android.
Stefanko sendiri telah mengungkapkan tentang isu tersebut melalui Twitter.
Dilansir dari Phone Arena, Kamis (29/11/2018), ke-13 aplikasi game abal-abal tersebut telah dipasang lebih dari 580 ribu kali. Bahkan dua di antaranya cukup populer.
Pengguna yang menjadi korban berpikir bahwa yang mereka unduh adalah game Loading Car dan Truck Driving.
Meski demikian, sejauh ini belum diketahui tujuan dari malware tersebut.
Diketahui, malware tersebut memiliki “akses penuh” ke trafik jaringan ponsel atau tablet Android. Hal ini membuat malware itu bisa mencuri rahasia pribadi dari perangkat Android.
Menurut Stefanko, belasan game palsu tersebut berasal dari developer yang sama, yakni Luiz O Pinto.
Stefanko berhasil melacak domain yang menyebarkan malware tersebut. Dan hasilnya, merujuk pada seorang developer asal Istanbul yang bernama Mert Ozet.
Sejauh ini, Ozet sendiri belum memberikan respon terkait tuduhan tersebut.
Google memang cukup sering membersihkan Play Store dari aplikasi berbahaya. Pada tahun 2017 lalu, Google telah menghapus 700 ribu aplikasi berbahaya.
Mengingat penjahat cyber selalu memanfaatkan peluang untuk melancarkan aksinya, termasuk melalui aplikasi, maka pengguna sebaiknya lebih berhati-hati lagi. Pengguna harus lebih waspada, terutama terhadap aplikasi-aplikasi dari developer tidak dikenal.
Studi: Ada 3,2 Juta Aplikasi Jahat di Android
Aplikasi yang menyamar sebagai malware di Play Store sebenarnya bukanlah hal baru. Sedikitnya, tercatat 3,2 juta aplikasi jahat ditemukan di platform Android hingga akhir kuartal ketiga 2018.
Informasi ini didasarkan pada riset yang dipublikasikan oleh tim peneliti G Data.
Selain itu, jumlah aplikasi jahat yang ditemukan juga meningkat 40% dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 lalu.
“Kejahatan cyber terus meningkat, dan kini lebih fokus ke perangkat mobile, terutama yang menggunakan OS Android.”, jelas G Data, dalam sebuah laporannya.