sinyal.co.id
GOJEK, lebih spesifik lagi aplikasi daringnya, ternyata tidak hanya membantu tetapi terbukti malah menimbulkan kekhawatiran. Pengalaman yang benar terjadi membuat kami berpikir bahwa data-data pribadi yang ada di Gojek tidaklah aman sama sekali.
Orang bisa menggunakan data itu, yang entah dapat dari mana, apakah dari kalangan dalam Gojek atau mencuri dengan membobol sistem data Gojek, dan menggunakannya untuk maksud yang belum diketahui. Yang pasti, keamanan data tidak terjamin, apalagi pembobol sampai tahu selain nomor ponsel yang digunakan, juga alamat lengkap.
Di saat kriminalitas di Ibu Kota meningkat, para kriminal kerah putih ini mulai tampak muncul. Mereka mulai melakukan percobaan dengan yang kecil-kecil dan tidak mustahil kelak ke kelas kriminalitas yang tinggi. Bisa jadi sampai ke penculikan dan perampokan rumah warga, berdasarkan data tadi.
Minggu (19/3) lalu dalam perjalanan ke Bandung menengok adik yang masuk ICU RS Rajawali, telepon berdering dari nyonya di rumah. Katanya sambil penuh tanda tanya, “Kang, pesan biskuat lewat Gojek?” . “Hah, ndak pernah tuh. Emang napa?”
“Ada driver Gojek datang bawa pesanan Akang, katanya Akang pesan minta dibeliin biskuat. Si Gojek nunjukin ponsel pintarnya, benar di situ Akang pesan. Yang harus dibayar biskuat sebungkus Rp 2.000 dan ongkos Gojek Rp 10.000, jadi total Rp 12.000,” kata Nyonya.
Dia heran, karena sama sekali tidak ada anak kecil di rumah yang bisa jadi penggemar makan biskuat. Kecuali petang hari ketika usai sekolah dua cucu harus transit di rumah karena kedua orangtuanya baru balik ke rumah mereka menjelang maghrib.
Kami memiliki sembilan cucu yang tersebar di seluruh dunia, mulai dari Vancouver Kanada, kemudian di Dallas Amerika Serikat, Doha Qatar (Arab), Serpong (Tangerang Selatan) dan yang terdekat di Joglo, sesama Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Semua cucu di rentang usia 3 tahun sampai 21 tahun.
Aneh dan tidak percaya, pasti driver Gojek mengada-ada. Padahal kami kenal dia karena dia anak almarhum tetangga dekat kami.
Penasaran, kami buka ponsel kami dan ternyata di iPhone ada jelas data pesanan Gojek dengan respons dari Gojek yang menyebut driver namanya ATP, no ponsel 0813186….. dan order nomor 111172648. Yang dipesan 1 biskuat dan bolu pandan 16 gram, beli di Alfamidi dan antar ke alamat kami, jelas terpampang, lengkap dengan ongkos Rp 10.000.
Gejala ini sangat mengkhawatirkan dan harus dicari tahu siapa yang paling bertanggung jawab. Ada ancaman nyata bagi mereka yang pernah memesan Gojek atau Grabbike.
Bisa jadi mereka harus selalu memelototi aplikasi Gojek atau apa pun layanan yang berbasis aplikasi daring. Siapa tahu ada pesanan bodong yang terkirim ke driver, atau permintaan “mengantarkan” perampok.