SINYALMAGZ.com – Geronimo atau Gooyale, yang berarti orang menguap, merupakan pemimpin sekaligus dukun dari kelompok Bedonkohe dari Suku Apache. Dia dikenal karena memimpin pengikutnya dalam mempertahankan wilayah mereka melawan kampanye militer Meksiko dan Amerika Serikat (AS) di Negara Bagian Chihuahua serta Sonora.
Di masa tuanya, Geronimo menjadi begitu sangat terkenal. Namun, dia meninggal dalam keadaan sebagai tahanan perang dan tidak diizinkan kembali ke kampung halamannya.
Nama Geronimo sangat terkenal. Bahkan saking terkenalnya, nama “Geronimo” digunakan sebagai nama Resimen Infantri Parasut ke-51 AS, serta teriakan “Geronimo” untuk mengusir rasa takut.
Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (20/2/2019), berikut ini merupakan biografi dari pria yang disebut-sebut sebagai pejuang terakhir Suku Apache.
Masa Kecil
Geronimo diyakini lahir pada Juni 1829 di Arizpe, Sonora, dekat anak sungai Turkey, lokasi yang kini masuk ke dalam bagian Meksiko. Sementara kakeknya, Mahko, merupakan kepala kelompok Bedonkohe dari Suku Apache.
Sejak kecil, Geronimo dibesarkan berdasarkan tata cara dan nilai-nilai Apache. Dia merupakan anggota dari kelompok terkecil.
Dengan jumlah delapan ribu orang, Suku Apache tidak hanya mendapat ancaman dari AS dan Meksiko saja, namun juga dari Suku Navajo dan Comanches.
Setelah ayahnya meninggal, ibunya membawa Geronimo hidup bersama kelompok Tchihende. Hingga di usia 17 tahun, Geronimo menikah dengan seorang wanita bernama Alope.
Pada 5 Maret 1858, sekitar empat ratus tentara Meksiko di bawah pimpinan Kolonel Jose Maria Carrasco menyerang kamp Geronimo dekat Janos (Kas-ki-yeh), di saat dia tengah berdagang.
Serangan tersebut membunuh istri, tiga anak, serta ibunya.
Kehilangan keluarga yang dicintainya, membuat Geronimo sangat membenci orang Meksiko hingga akhir hayatnya. Bersama pengikutnya, Geronimo sering menyerang dan membunuh setiap orang Meksiko yang mereka temui.
Jika ada upaya perdamaian, dia selalu mengingat insiden pedih tersebut.
Kepala Tchihende Mangas Coloradas segera mengirim Geronimo ke kelompok menantunya, Cochise, untuk membantunya balas dendam terhadap Meksiko.
Nama “Geronimo” pun muncul karena di tengah desingan peluru saat pertempuran, dia tetap menerjang dan menyerang pasukan Meksiko hanya dengan menggunakan pisau.
Kampanye Geronimo
Serangan Suku Apache terhadap Meksiko terjadi pada akhir abad 17. Dan di antara tahun 1820 – 1835, sebanyak lima ribu orang Meksiko tewas di tangan Suku Apache.
Setelah pembantaian di Kas-ki-yeh, Geronimo mengumpulkan dua ratus orang, dan mulai memburu pasukan Carrasco yang telah membunuh keluarganya.
Perburuan itu memakan waktu 10 tahun. Di mana selama masa itu, kebencian Geronimo terhadap pemerintah Meksiko terus mengalir.
Hingga pada awal tahun 1850-an, musuh yang harus dihadapi Geronimo pun berubah. Hal ini menyusul mulai berakhirnya Perang Amerika-Meksiko pada tahun 1848.
Kala itu, Washington mengambil alih teritori Meksiko, termasuk area yang dikuasai Suku Apache.
Wilayah mereka mulai terancam dengan kedatangan penambang serta warga AS. Pasalnya, di kawasan Southwest telah ditemukan tambang emas.
Suku Apache pun mulai melancarkan serangan, termasuk penyergapan brutal kereta kuda migran.
Cochise, yang kemudian menjadi mertua Geronimo, menuai kekecewaan setelah menyerukan penghentian serangan dan sepakat membuat syarat untuk melindungi milik Suku Apache.
Namun, perjanjian damai itu hanya berlangsung beberapa tahun. Di mana setelah Cochise meninggal, pemerintah Federal mengingkari janjinya. Pemerintah AS memindahkan Chiricahua ke utara, sehingga warga asing bisa mendiami tanah mereka yang dahulu.
Keputusan itu pun membuat marah Geronimo. Dia memberikan perlawanan, dan dikenal karena agresivitasnya.
Namun, militer AS berhasil menangkap Geronimo pada tahun 1877. Dan dia pun dibawa ke reservasi Apache San Carlo.
Selama empat tahun, Geronimo berjuang menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya sebelum meloloskan diri pada September 1881. Dan sekali lagi, dia memimpin sekelompok kecil Chiricahua untuk melawan AS.