SINYALMAGZ.com – Beberapa tahun belakangan ini, desain smartphone tampak serupa. Jika pun ada inovasi yang diperkenalkan salah satu vendor, lantas vendor lain akan mengekor dan jadi tren baru.
Misalnya saja, desain layar notch atau berponi yang diusung iPhone X pada tahun 2017 lalu, yang kemudian banyak vendor smartphone Android ikut-ikutan menggunakan desain layar “poni” tersebut dalam kurun waktu kurang setahun ini.
Namun nyatanya, tidak semua pengguna Android senang dengan inovasi baru yang ditawarkan tersebut.
Berikut fitur-fitur yang jadi tren di smartphone, namun tetap dikeluhkan dan membuat jemu penggunanya, sebagaimana dilansir dari laman Kompas, Kamis (30/8/2018).
1. Hilangnya colokan jack audio 3,5 mm
Ketika pertama kali Apple meluncurkan iPhone 7, yang hadir dengan tanpa colokan audio jack 3,5mm, Apple menuai banyak kecaman. Namun ternyata, banyak juga vendor yang mengikuti jejak Apple untuk menanggalkan colokan jack audio.
Tak hanya ikuti tren, kebanyakan pabrikan memilih opsi tersebut atas pertimbangan desain.
Tanpa adanya colokan jack audio, bodi ponsel pun semakin ramping, ruang untuk kapasitas baterai juga semakin luas, dan semakin mudah membuatnya anti-air.
Alasan ekonomis juga menjadi pertimbagan, dimana produsen juga menjual headphone nirkabel atau USB type C secara terpisah.
Dengan demikian, pengguna harus membeli adaptor lagi untuk memasang perangkat audio di ponselnya, jika memilih tidak menggunakan koneksi wireless.
2. Baterai tanam
Seperti kita ketahui, ponsel “jaman now” banyak yang mengusung desain unibodi, dimana baterai tertanam di bodi perangkat. Hal tersebut pun mengakibatkan pengguna tidak bisa seenaknya mengganti baterai perangkat.
Mungkin desain non-removable akan cocok bagi mereka yang mengutamakan desain ponsel ramping dan kokoh. Namun bagi pengguna yang ingin memiliki ponsel awet bertahun-tahun, ini bukan opsi yang tepat.
Baterai menjadi salah satu komponen yang cepat terdegradasi. Seiring penggunanya dari waktu ke waktu, kemampuan baterai akan tergerus. Dengan menanamkannya di perangkat, otomatis pengguna tidak bisa menggantinya dengan mudah.
Harga ganti baterai resmi pun sangat mahal jika lewat masa garansi. Akhirnya, pengguna “terpaksa” mengganti smartphone model baru jika sudah tidak puas dengan performa baterai, dan mengikuti permainan vendor.
3. Notch atau layar poni
Seperti hilangnya colokan headphone jack 35mm pada iPhone 7, saat Apple meluncurkan iPhone X dengan desain notch atau poni, kecaman juga banyak menghampiri Apple. Namun kemudian hal tersebut justru jadi tren baru.
Hanya dalam kurun waktu setahun, banyak vendor Android juga merilis ponsel poni mereka. Layar berponi seakan menjadi sinonim ponsel premium sekelas iPhone X seharga belasan juta rupiah. Tetapi, banyak pula pengguna yang merasa terganggu.
Beberapa menganggap notch mengganggu keindahan layar dan memaksa software aplikasi serta sistem operasi untuk mengakali antarmuka dengan tepat tanpa terpotong.
4. Bezel-less dan layar lengkung
Alasan satu ini bisa jadi sangat subyektif jika dilihat dari banderol harga. Semakin tipis bingkai (bezel) yang tersisa, maka display akan semakin luas dan tentu akan meningkatkan biaya produksi panel. Apalagi jika mengadopsi Curved Display alias layar dengan pinggiran melengkung seperti Samsung Galaxy S series.
Meski demikian, masih ada beberapa pengguna yang tidak keberatan dengan bezel tebal di tepian display.
Namun jika menilik dari performa, desain bezel-less bisa dibilang cukup mendongkrak kualitas layar. Apalagi dengan layar lengkung, kualitas pengalaman multimedia penggunanya juga akan terdongkrak.
Layar lengkung juga mampu memberikan informasi aplikasi lebih banyak dibanding layar biasa.