WWW.SINYALMAGZ.COM – Ke mana arah perjalanan aplikasi ClubHouse? Benarkah hanya sekadar alternatif aplikasi-aplikasi berbasis chat dan diskusi? Ternyata tidak.
Konsep besar ClubHouse sebenarnya menciptakan “ruang-ruang” komunitas. Apapun jenis komunitas tersebut. Diskusi hanyalah sebagai salah satu bentuk dari interaksi yang dilakukan sesama ClubHouser.
Sebuah fitur baru memastikan bahwa ClubHouse telah bersiap menjadi ruang-ruang yang lebih khusus lagi. Terutama bagi para kreator-kreator. Bisa saja kreator dalam pengertian seni dan sejenisnya, atau bahkan para inisiator termasuk penggagas pendidikan. Mereka yang layak dibayar karena memiliki kemampuan dan follower memberi apresiasi atas tugas dan pekerjaan mereka.
Clubhouse mengatakan bahwa ini akan menjadi “fitur pertama dari banyak fitur” yang memungkinkan kreator dibayar di Clubhouse.
Untuk mengirim uang ke pencipta, ketuk profil mereka lalu ketuk “Send Money”. Saat pertama kali Anda melakukan ini, Anda akan diminta untuk mendaftarkan kartu kredit atau debit dengan ClubHouse. Sifatnya bisa berupa donasi atau memang benar-benar berbayar tergantung dari sang kreator.
Fitur ini diluncurkan ke semua pengguna dari sisi pengirim, dan secara bertahap akan diluncurkan ke pembuat, dimulai dengan grup pengujian kecil. Menurut ClubHouse ide utamanya adalah untuk mengumpulkan umpan balik, menyempurnakan fitur, dan segera meluncurkannya kepada semua orang.
Fitur seperti ini tidak tersedia di aplikasi lain. Terobosan ClubHouse yang inspiratif tersebut membuka jalan bagi ekosistem kreatif baru. Namun karena ClubHouse berbasis audio atau suara, yang ditakutkan banyak orang adalah aplikasi ini kemudian dimanfaatkan oleh pelaku industri esek-esek atau pornografi.(*)