Pada April 2018, tak lama setelah penyidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam Facebook sebagai kendaraan untuk pertikaian dan konflik di Myanmar, Mark Zuckerberg, mengatakan kepada para senator AS bahwa perusahaan merekrut banyak moderator berbahasa Burma untuk meninjau ujaran kebencian.
“Sulit untuk melakukannya tanpa orang-orang yang bisa berbahasa lokal dan kami perlu meningkatkan upaya untuk hal tersebut secara dramatis.”, kata CEO Facebook itu pada April lalu.