WWW.SINYALMAGZ.COM – Tak hanya di Indonesia, di Singapura e-scooter alais skuter listrik tengah naik daun. Saking hype-nya sampai kerap memenuhi jalur pejalan kaki alias trotoar. Skuter listrik lalu-lalang dan membuat banyak pejalan kaki kelimpungan.
Maka, pemerintah Singapura ambil siasat. Sejak 5 November silam skuter listrik akan dilarang dari trotoar di Singapura. Pelakunya yang masih bandel bakal kena denda dengan pelaku menghadapi denda hingga 2.000 dolar Singapura dan/atau waktu penjara hingga tiga bulan. Namun denda atau hukuman ini baru akan berlaku pada 2020.
Hingga 31 Desember 2019, masih dilakukan uji coba dan pengenalan atau di sebut sebagai periode konsultasi. Pengguna yang salah akan diberi peringatan, untuk memberikan waktu bagi pengendara e-skuter untuk menyesuaikan.
“Dari 1 Januari 2020, kami akan melakukan penegakan hukum yang ketat, dan mereka yang tertangkap mengendarai e-skuter di jalan setapak akan dikenakan denda,” ujar Menteri Senior Negara untuk Transportasi Lam Pin Min.
Larangan itu tidak akan berlaku untuk sepeda atau bantuan mobilitas pribadi seperti kursi roda bermotor atau skuter mobilitas, kata Dr Lam.
Pada kuartal pertama tahun depan, jenis perangkat mobilitas pribadi lainnya, seperti hoverboard dan unicycles listrik, juga diperkirakan akan dilarang dari trotoar.
Selain itu, Otoritas Transportasi Darat (LTA) akan menolak aplikasi lisensi yang ada untuk layanan berbagi. Sehingga tidak ada aplikasi baru untuk lisensi tersebut yang akan diterima karena masalah keamanan.
Pihak berwenang menyadari bahwa larangan penggunaan e-skuter di jalan setapak dapat berdampak pula pada pengendara pengiriman makanan yang menggunakannya dalam pekerjaan mereka.
Namun, jumlah mereka tercatat kurang dari 30 persen. Mereka di antaranya pengendara aplikasi pengiriman Deliveroo dan Foodpanda. LTA akan bekerja dengan perusahaan tersebut untuk membantu pengendara mereka beralih ke sepeda motor atau sepeda sebagai gantinya.
Skuter elektrik memang lebih dulu ada sebelum memiliki jalur sendiri. Emerintah Singapura cepat tanggap. Direncanakan akan dibangun jalur khusus e-scooter sepanjang 750 km yang akan melewati kawasan seperti Woodlands, Toa Payoh dan Choa Chu Kang. Kemungkinan baru akan dibangun pada 2025.
“Jalur tersebut akan memberikan “pemisahan yang jelas” antara pejalan kaki dan e-skuter,” kata Dr Lam.
Di sini, pemerintah tampaknya masih diam, sementara tempo hari sebuah kecelakaan telah merenggut pengendara e-scooter. (*)