WWW.SINYAL.CO.ID – Setelah Indosat Ooredoo, giliran XL Axiata melakukan ekspansi jaringan ke daerah terpencil. Operator satu ini mulai mengoperasikan jaringan telekomunikasi USO (Universal Service Obligation) di 40 lokasi yang tersebar di 4 provinsi.
Salah satunya di Kabupaten Tabalog Kalimantan Selatan. Saat peresmian dihadiri oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Penyelenggara Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi & Informatika Republik Indonesia, Dr. Ir Ismail MT, Bupati Tabalong H. Anang Syakhfiani, M.Si, dan Vice President North Region XL Axiata, Desy Sari Dewi bersama-sama menandai peresmian di salah satu site yang berada di Desa Purui, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Turut menyaksikan peresmian ini, H. Syaifullah Tamliha, anggota Komisi I DPR RI.
Dirjen SDPPI Dr. Ir Ismail MT mengapresiasi upaya XL Axiata ini. “Proyek pembangunan jaringan USO merupakan upaya pemerintah bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk mempercepat mengadaan layanan telekomunikasi dan data ke area-area terpencil yang selama ini belum terjangkau jaringan seluler tersebut,” ujar Ismail.
Bagi XL Axiata hal ini merupakan sebuah kebanggan. Vice President North Region XL Axiata Desy Sari Dewi mengatakan, “XL Axiata untuk secara aktif mendukung pemerintah melakukan upaya pemerataan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi termasuk pembangunan jaringan melalui program USO di daerah-daerah terpencil yang selama ini belum terjangkau layanan telekomunikasi dasar sekalipun. Berharap, masyarakat di sekitar site-site baru ini bisa memanfaatkan sarana telekomunikasi secara bijak dan maksimal.”
Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D. Yosetya menegaskan bahwa XL Axiata akan menyambut dengan baik jika pemerintah memberikan kepercayaan lagi untuk membangun lagi jaringan USO di lokasi-lokasi lainnya yang masih memerlukan akses ke layanan telekomunikasi dan data atau internet. Menurutnya, XL Axiata memiliki visi yang sejalan dengan pemerintah dalam menyediakan jaringan telekomunikasi dan data atau internet sehingga masyarakat di daerah-daerah terpencil segera dapat memanfaatkannya untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain, sekaligus mempercepat pembangunan nasional yang dilaksanakan pemerintah.
Site Tabalong yang menjadi lokasi peresmian berada di area yang cukup terpencil, berjarak sekira 60 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Tabalong, Tanjung. Jarak dari Banjarmasin ke Tabalong sekira 230 km dengan waktu tempuh normal sekira 7 jam. Site di Desa Purui tersebut dilengkapi dengan menara antena setinggi 30 meter untuk memancarkan sinyal ke handphone warga. BTS ini memiliki daya jangkau sinyal dengan kualitas yang baik bisa sampai radius 1 km. Sebelum ada fasilitas ini, warga harus menjangkau puncak suatu bukit yang berada sekitar 2 km dari desa.
Saat ini ada sekitar 500 warga yang telah memanfaatkan layanan seluler dari site ini. Sementara itu, untuk koneksi ke jaringan XL Axiata, site tersebut menggunakan koneksi melalui satelit. Sebuah parabola berukuran sedang menjadi perangkat untuk menghubungkan site tersebut dengan jaringan XL Axiata. Sebagai sumber energi untuk menghidupkan semua perangkat tersebut, digunakan listrik yang berasal dari tenaga matahari atau solar cell.
Di wilayah Kalimantan Selatan, XL Axiata membangun jaringan USO di 7 titik, yang semuanya ada di Kabupaten Tabalong. Lokasi-lokasi tersebut ada di 3 kecamatan, yaitu Muara Aya, mencakup site di Desa/dusun Binjai, Salikung, dan Sei Kumap. Di Kecamatan Bintang Ara, site berada di Desa/dusun Panaan, Hegar Manah, dan Dambung Raya. Terakhir di Kecamatan Jaro, yaitu di Desa Purui. Semua site memiliki spesifikasi teknis yang sama.
Di wilayah Kalimantan, selain Kalimantan Selatan, XL Axiata juga membangun jaringan USO di Kalimantan Barat di 12 titik. Semuanya ada di 3 kabupaten, yaitu Ketapang sebanyak 6 site, Bengkayang (4 site), Sambas (2 site) dan Sanggau (1 site). Selain itu, jaringan USO juga XL Axiata bangun di Sulawesi Tenggara tepatnya di Kabupaten Kepulauan Konawe, dan di Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Bima). Semua site telah beroperasi dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya.(*)