sinyal.co.id
Kerasnya persaingan industri ponsel menelan korban. BlackBerry pun tumbang!
Berita buruk berhembus dari Kanada. Mantan raja ponsel dekade 2000-an, BlackBerry mengumumkan kejatuhannya. Produsen smartphone itu memutuskan berhenti memroduksi ponsel sendiri.
Walau sudah diprediksi sejak lama, kejatuhan BlackBerry tetap jadi berita hangat. Pasalnya, produsen ini benar-benar bertarung habis-habisan beberapa waktu belakangan. Mengikuti kiprahnya di industri smartphone, BlackBerry patut diberi salut dalam kekalahan mereka.
Sementara itu isu kebangkitan sang raja ponsel 90-an mulai santer. Nokia disebut-sebut akan menghentak pasar ponsel akhir tahun ini. Kemunculan Nokia D1C di GeekBench jadi tanda kebangkitan sang raja.
Ponsel yang digadang sebagai penanda kebangkitan Nokia itu diisukan akan menggunakan teknologi mumpuni. Android v.7.0 (Nougat) terbaru akan dipasangkan di dalamnya.
Kisah kedua vendor legendaris ini cukup unik. Kejatuhan dan kebangkitannya hampir terjadi bersamaan. Inilah dia elegi industri ponsel yang keras dan menelan korban dan memunculkan banyak brand anyar.
Catatan kerugian BlackBerry terbaru mencapai umlah yang fantastis. Per 31 Agustus silam, BlackBerry membukukan kerugian hingga 372 juta dollar Amerika. Kerugian tersebut setara Rp4,8 triliun.
Divisi perangkat keras (ponsel) BlackBerry menyumbang angka kerugian hingga 8 juta dollar Amerika. Angka itu diperoleh setelah divisi ponsel BlackBerry hanya mampu menjual 400.000 unit ponsel. Porsinya kurang dari satu persen di pasar global.
Bila ditarik ke masa lalu, penyusutan pangsa pasar ponsel BlackBerry itu sangat drastis. Akhir dekade lalu, BlackBerry mengusai 20 persen pangsa pasar ponsel global. Pencapaiannya hingga mampu menjual 14, 6juta perangkat.
Setelah terpukul dengan kehadiran iPhone di 2007 silam, popularitas ponsel BlackBerry terus merosot. Walau begitu, BlackBerry bisa dibilang cukup tangguh menghadapi krisis.
Segala daya upaya dilakukan untuk meraih asa di industri ponsel. Catatan Kami menyebutkan bila, BlackBerry mencoba menarik konsumen dengan kemunculan perangkat layar sentuhnya. Kemudian usaha mereka yang lain, dengan membuka keran BBM agar bisa digunakan secara multi platform.
Segala usaha tersebut terbilang gagal. BlackBerry sudah kadung babak belur dihajar pesaing, terutama oleh iPhone dan beragam merek ponsel berbasis Android.
Usaha terakhir BlackBerry sampai mengadopsi platform Android ke ponsel terbaru mereka. Namun tampaknya, upaya itu belum membuahkan hasil yang signifikan.
Lalu
Dulu perkasa, sekarang tak berdaya. Tetap layak dikenang.