SINYAL.co.id– Terhitung sudah dua kali nih BlackBerry pindah platform, sejak dirilisnya BlackBerry Priv akhir tahun silam. Kendati belum membalikkan aura (apalagi kerugiannya), BlackBerry jalan terus. Sejumlah analis memperkirakan dari 800 ribu unit yang dilepas ke pasar yang terjual hanya sekitar 600 ribu unit saja. Bahkan operator AT&T mengaku tak dapat untung dari penjualan produk tersebut. Bahkan versi 32 GB yang dibanderol 300 dolar pun tak sanggup mengatrol pamor. Padahal CEO BlackBerry, John Chen yakin akan produk yang ia sebut high end ini.
Agustus ini, BlackBerry tak putus asa. Kali ini tak mau aneh-aneh menambahkan keyboard (yang dulu merupakan karakter kuat perangkat BB) ke seri barunya. Alhasil BlackBerry Neon alias BlackBerry DTEK50 hadir full touchscreen dengan layar berukuran 5,2 inci. Seri ini sekaligus menandai hadirnya perangkat BlackBerry pertama yang memakai Android Marshmallow.
Tak mudah masuk ke ranah Android dengan segudang pengalaman bahkan membawa brand terkenal. Nokia saja baru sukses menjual tablet N1-nya yang spek dan harganya sangat kompetitif. Itu pun dengan volume terbatas.
Nyaris tak ada keunggulan tinggi pada BlackBerry DTEK50. Prosesor yang digunakan pun bukan tertinggi yang sudah mulai banyak digunakan kompetitor. Smartphone seberat 135 gram ini memakai Snapdragon 617 (berbasis Cortex A53), dengan clock speed 2,7 GHz.
Jika tren smartphone high end sudah mulai meramaikan dengan RAM 4 GB, BlackBerry DTEK50 hanya menggunakan 3 GB dengan ROM hanya 16 GB. Sebenarnya ada upaya ingin menambahkan value pada sisi kamera, di mana kamera resolusi 8 MP dikenakan di depan (kamera utama 13 MP). Tetapi Infinix pun tempu hari juga melakukan cara yang sama agar mampu bersaing dengan smartphone kelas kamera utama 13 MP dan kamera depan 5 MP.
Mari kita lihat angka jual yang bakal menempel di smartphone dengan kapasitas baterai 2.610 mAh ini. BlackBerry tampaknya akan melepas dengan banderol 299 dolar alias nyaris sama dengan BlackBerry Prev. Tanpa pajak jika dijual di Indonesia bisa sebesar Rp 3,9 jutaan.
Hmm…. Infinix Hot S saya di bawah Rp 2 juta. Jagoan Lenovo terbaru, Lenovo K5 Plus, walaupun kalah kamera depan, tetapi harganya pun di kisaran Rp 2,2 jutaan. Sedang pengguna Android tentu agak ogah membawa BlackBerry rasa Android. Kesan lama masih terlalu kuat, BlackBerry is BlackBerry.
Nah, menurut Anda akankah kembali sukses dan menaikkan nama BlackBerry kembali?(*)