SINYALMAGZ.com – Aplikasi kencan online atau mencari teman dekat maupun pasangan melalui online memang selalu diminati. Satu dari tiga orang pasti pernah menggunakan aplikasi ini. Maka tak heran jika aplikasi kencan online banyak bermunculan.
Tak terkecuali di Indonesia, sejumlah layanan kencan online lokal pun mencoba peruntungan. Namun pengguna harus waspada, sebab aplikasi ini ternyata lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya.
Penelitian terbaru dari Kaspersky Lab menyatakan bahwa orang-orang yang mencari teman dekat atau pasangan melalui online kemungkinan akan merasa kecewa.
Hal ini dikarenakan banyak yang mendapati informasi dan foto palsu, tautan berbahaya, penipu yang berusaha mendapatkan informasi dari mereka, atau orang yang berbohong tentang apa yang mereka cari dalam sebuah hubungan.
Dalam keterangan resminya, Andrei Mochola, selaku Head of Consumer Business di Kaspersky Lab, menjelaskan bahwa mereka yang mencari pasangan hidup melalui platform kencan online seperti aplikasi Tinder, Bumble, OK Cupid, Badoo, dan lainnya merupakan minoritas.
Tercatat, hanya 11% yang menggunakan platform kencan online dengan tujuan untuk menemukan pasangan yang nantinya akan mereka nikahi, jika dibandingkan dengan hampir setengah (48%) pengguna aplikasi kencan online yang melakukannya hanya untuk bersenang-senang.
Sementara satu dari sepuluh (13%) hanya mencari kepuasan seksual saja.
Dunia kencan online juga penuh dengan informasi palsu. Sehingga menyebabkan lebih banyak masalah bagi mereka yang benar-benar ingin mencari pasangan.
Tercatat, lebih dari separuh (57%) orang mengaku berbohong saat berkencan online memalsukan informasi, agar terlihat lebih baik daripada yang mereka lakukan dalam kehidupan nyata.
Penyebaran data palsu ini merupakan suatu hal yang sangat menjengkelkan bagi orang-orang yang menggunakan layanan kencan online. Dimana satu dari lima (19%) menyatakan bahwa mereka berhenti menggunakan kencan online karena foto palsu.
Dan satu dari sepuluh orang berhenti menggunakan kencan online karena kebohongan akan adanya sebuah hubungan (12%), dan status hubungan yang tidak jelas (11%) yang mereka temui di platform.
“Bukan maksud kami menasihati pengguna untuk menghindari kencan online sama sekali. Kami hanya mendorong mereka untuk mempertimbangkan keamanan diri mereka di setiap langkah. Meningkatkan kesadaran, disertai dengan solusi keamanan adaptif yang dapat merespons situasi yang berbeda dan bekerja untuk melindungi setiap perangkat yang digunakan untuk kencan dari ancaman online adalah cara terbaik untuk memulainya.”, pesan Andrei.