SINYALMAGZ.com – Para astronom dunia baru saja membagikan peta alam semesta versi terbaru. Peta alam semesta tersebut menunjukkan ratuan ribu galaksi yang sebelumnya tidak pernah diketahui.
Peta tersebut dibuat oleh sebuah tim internasional, yang terdiri lebih dari dua ratus astronot. Mereka membagikan survei radio besar baru dari seluruh langit.
Mereka melihat alam semesta dengan menggunakan teleskop Frekuensi Rendah (LOFAR), sebuah jaringan teleskop radio besar yang berlokasi di Belanda. Hasilnya, para astronom menemukan tiga ratus ribu galaksi yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Yang lebih menakjubkan lagi adalah, mereka baru mengamati 2 persen langit malam di belahan Bumi Utara.
“Ini adalah jendela baru di alam semesta.”, ungkap Cyril Tasse, salah satu astronom yang terlibat dalam proyek ini dikutip dari AFP, Kamis (21/02/2019).
“Ketika kami melihat gambar pertama, kami mengatakan, ‘Apa ini?!’ Sama sekali tidak seperti yang biasa kita lihat.”, katanya.
Gambar baru tersebut berbeda dengan peta semesta sebelumnya. Itu karena cara LOFAR dalam mendeteksi obyek.
Berbeda dengan teleskop optik yang mengandalkan cahaya, LOFAR mengamati langit pada frekuensi radio rendah yang sangat sensitif.
Sinyal radio yang diambil di peta terbaru ini juga telah melakukan perjalanan lebih dari milyaran tahun cahaya sebelum tiba kambali di Bumi dan didaftarkan dalam penelitian baru.
Secara keseluruhan, peta baru ini dapat membantu para peneliti mengungkap misteri di balik beberapa bagian teraneh di alam semesta. Misalnya saja, membantu melacak lokasi awal lubang hitam dan bagaimana cara mereka “makan”.
“Jika kita menggunakan teleskop radio dan menatap langit, kita melihat sebagian besar emisi dari lingkungan langsung lubang hitam besar.”, kata Huub Röttgering, dari Universitas Leiden.
“Dengan LOFAR, kami berharap dapat menjawab pertanyaan, dari mana lubang hitam berasal.” sambungnya, seperti dikutip dari The Independent, Kamis (21/02/2019).
Seperti ditunjukkan dalam video di bawah ini, di mana para peneliti juga dapat menentukan jarak sekitar 50 persen dari sumber radio baru, yang memungkinkan mereka untuk secara efektif membuat versi 3D dari peta galaksi baru.