WWW.SINYALMAGZ.COM – Jangankan start up kecil, start up besar yang sudah mapan pun akhirnya angkat tangan. Dan, kali ini yang merasakan dampak wabah Covid-19 adalah Agoda. Perusahaan yang menjadi pelopor pemesanan hotel dan terbesar di Asia itu.
Agoda melayani tak kurang dari 200 negara. Sementara ada sebanyak 2,6 juta property (hotel, apartemen, dll) yang mereka tawarkan.
Seiring dengan jatuhnya industri perhotelan yang terkait dengan pariwisata, Agoda tak cukup lagi menahan gejolak. Bahkan gaji sang CEO, John Brown selama sisa tahun 2020 sudah dengan sukarela tidak diterimanya.
Berbagai langkah telah dilakukan oleh Agoda, hingga Brown sampai pada putusan terakhir.
“Sebelum mengambil keputusan ini, kami mengambil langkah-langkah agresif dan setiap peluang untuk mengurangi biaya di seluruh bisni,” ujar Brown.
Menurutnya pengurangan staf akan selalu menjadi pilihan terakhir. Sementara dampak Covid-19 sepertinya akan panjang khususnya efek pada industri pariwisata yang menopang besar bisnis Agoda.
Benar saja, pada rapat besar yang digelar secara virtual Brown menyampaikan hal ini.
“Hari ini, kami mengumumkan perlunya melakukan penghematan yang lebih besar untuk memastikan bahwa Agoda dapat mengatasi krisis ini dan bersiap untuk jangka panjang. Kita perlu mengubah ukuran dan membentuk kembali tim untuk beradaptasi dengan apa yang akan terjadi seperti perjalanan di masa depan, dan ini berarti bahwa kami telah mengambil keputusan yang sangat sulit untuk mengurangi tim kami yang ada sebanyak 1.500 karyawan,” ujarnya.
Sebanyak 1.500 karyawan itu tersebar di 30 negara. Posisi yang terkena PHK di antaranya Customer Experience Group, bagian produk, IT, keuangan, layanan mitra, hingga pemasaran.
Tak hanya itu, para pimpinan yang masih bekerja juga aka nada pemotongan gaji sebanyak 20 persen dan mulai berlaku 1 Juni. (*)