Mengapa Algoritma Tiktok Vital dan Mahal?

WWW.SINYALMAGZ.COM –  Valuasi Tiktok di Amerika Serikat jika tanpa menghitung algoritma sebesar 40 miliar dolar (sekitar Rp 655 trilun). Sementara jika dengan algortima bisa dua kali lipat lebih.

Kabarnya pemerintah AS sudah punya hitungan sebesar 100 miliar dolar (sekitar Rp 1638 triliun). Bahkan bukan tidak mungkin jika dijual –mengikuti keputusan MA AS- dapat mencapai 200 miliar dolar.

Perbedaan angka jual dengan algoritma dan tanpa algoritma menjadi perbincangan menarik. Dan sejumlah pebisnis kaya raya AS mengincar opsi penjualan dengan algoritma tentu saja.

Mengapa algoritma Tiktok begitu penting bagi mereka?

Algoritma ibarat “jantung” operasional Tiktok. Dampaknya tidak saja hanya untuk penggunaan semata. Melainkan juga bisnis model Tiktok itu sendiri. Algorotima Tiktok berperan signifikan dalam mendukung kesuksesan platform dan menciptakan pengalaman pengguna yang unik.

Setidaknya ada tiga keunggulan yang saling terkait dari algoritma Tiktok. Antara lain;

PERSONALISASI PENGGUNA

Algoritma TikTok mampu memahami preferensi individu dengan sangat akurat, sehingga dapat menawarkan pengalaman yang sepenuhnya disesuaikan. Hal ini akan meningkatkan keterlibatan mereka. Pengguna lebih mungkin terus menggunakan aplikasi jika mereka merasa konten yang disajikan relevan.

Dengan seperti itu, akan berdampak pada peningkatkan loyalitas.  Pengguna tetap setia karena mereka merasa aplikasi memahami minat mereka. Tiktok jelas senang, karena tingkat penggunaan (usage time) per pengguna semakin tinggi.

Konsekuensi dari hal ini membuat Tiktok harus mengeluarkan biaya besar. Terutama untuk membangun sistem mereka. Dan hal itu membutuhkan infrastruktur teknologi berupa server besar, komputasi awan, dan perangkat keras canggih lainnya. Dari sisi SDM, Tiktok memerlukan tim ahli  bidang AI/ML macam insinyur data, ilmuwan komputer, dan spesialis algoritma yang mahal.

Karena itu beberapa negara yang memiliki jumlah pengguna puluhan bahkan ratusan juta merasa perlu “ambil bagian”, sekalipun kemudian menggunakan alasan keamanan data privasi.

BACA JUGA: Tiktok Dilarang di Montana Amerika per 1 Januari 2024

KEUNGGULAN YANG BERBEDA
Algoritma TikTok adalah aset inti yang membedakannya dari platform lain. Banyak platform media sosial lain seperti Instagram dan YouTube mencoba meniru model TikTok (seperti Reels dan Shorts). Namun, keunggulan algoritma TikTok adalah kemampuannya untuk menampilkan konten dari kreator kecil sekalipun, selama video mereka menarik.

Di sisi lain Tiktok mampu menciptakan sensasi viral lebih cepat dibanding platform lainnya. Sisi ini didukung oleh kemudahan pengunduhan konten yang kelak dapat dibagikan ke berbagai platform messenger maupun media sosla lainnya. Hal ini tidak lepas juga dari sistem kompresi data yang digunakan agar konten lebih mudah diunduh dan dibagikan.

Dalam hal ini, Tiktok mengeluarkan biaya besar untuk melakukan riset demi menjaga keunggulan konten yang sebanyak-banyaknya dan konten yang dapat diviralkan secepat-cepatnya.

BIG DATA DAN AI

Di balik hal di atas algoritma TikTok melibatkan pembelajaran mesin tingkat lanjut dan big data analytics, yang sangat kompleks dan memakan biaya besar. Tiktok mampu melakukan pemrosesan data dalam skala besar. Artinya TikTok harus menganalisis miliaran data pengguna setiap hari. Termasuk data-data seperti preferensi tontonan, pola interaksi, sampai lokasi dan waktu penggunaan.

Yang pasti didukung penggunaan AI adaptif membuat algoritma TikTok tidak hanya memberikan rekomendasi statis, tetapi terus belajar dari perubahan perilaku pengguna. Di mana –bisa jadi- memanfaatkan konsep Graph Neural Networks (GNN) untuk memahami hubungan antara konten, pengguna, dan tren.

Dengan tiga keunggulan teknologi algoritma yang digunakan Tiktok dapat menentukan ke arah mana model bisnisnya. Tiktok misalnya dapat memonetisasi untuk mendapatkan keuntungan. Antara lain pendapatan besar dari iklan berbasis algoritma yang menargetkan audiens spesifik. Lalu, kemiraan brand dimana kreator dengan engagement tinggi sering digunakan oleh brand untuk promosi produk. Juga fitur  live shopping (yang sempat bermasalah di Indonesia). Di sini TikTok memanfaatkan algoritma untuk mendorong pengguna membeli produk yang relevan melalui konten kreator.

AMERIKA PUN BERSIKAP

Konsekuensi dari semakin banyaknya pengguna lintas negara serta unik (juga rumit) algoritma TikTok, membuat beberapa negara mulai melakukan pengawasan ketat. Negara bagian Montana, AS sudah sejak awal tahun silam melarang terkait privasi, keamanan data, dan dampak algoritma itu semua.

Kemudian meluas hingga pemerintah AS pun mempersoalkan. Dan sudah jatuh keputusan per tanggal 19 Januari 2025, Tiktok dilarang beroperasi di AS.

Walaupun di sisi lain, Tiktok juga harus menanggung risiko terutama dalam hal biaya. Misalnya harus mengeluarkan biaya tak sedikit untuk enkripsi data.

Solusi pemerintah AS berupa penawaran penjualan Tiktok khusus yang beroperasi di negara mereka tidak saja memberi kentungan privasi data yang dapat dikelola oleh AS sendiri. Namun juga menawarkan pengelolaan bisnis dan pendapatan bagi AS.(*)

BACA JUGA: Hari ini 19 Januari 2025 Tiktok Dilarang Beroperasi di AS

 

 

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled