WWW.SINYALMAGZ.COM – Teknologi Direct to Cell yang ditawarkan Starlink untuk umum kian menjadi kenyataan. Direct to Cell memanfaatkan infrastruktur yang ditebarkan di angkasa oleh Starlink. Dan Direct to Cell telah diinisasi oleh operator T-Mobile.
Diawali dari percobaan pada tahun 2022 antara T-Mobile dan SpaceX untuk membangun layanan satelit Direct to Cell alias langsung ke seluler. Uji coba itu telah mengarah kepada peluncuran yang direncanakan pada tahun 2024. Walaupun layanan ini baru akan disediakan dalam bentuk beta. Pengguna umum yang pelanggan T-Mobile dapat mulai mendaftarkan secara online.
Selama kurun dua tahun, sebenarnya layanan T-Mobile dan Starlink telah digunakan. Namun akibat badai Helene Milton yang menerjang kawasan Florida dan sekitarnya menunda rencana.
Toh begitu layanan ini diaktifkan sementara untuk kepentingan telekomunikasi tanggap darurat. Warga dapat menghubungi petugas tanggap darurat dan teman serta keluarga mereka selama terjadi bencana tersebut. T-Mobile memprioritaskan petugas tanggap darurat untuk program beta karena mereka memainkan peran penting.
Setelah masa darurat usai operator akan mengizinkan individu untuk bergabung juga.Layanan Starlink juga akan tersedia untuk bisnis.
DIRECT TO CELL
Layanan Direct to Cell ini menggunakan satelit Starlink. Di mana terdapat lebih dari 300 satelit di orbit saat ini dan akan terus bertambah. Satelit berfungsi sebagaimana tower BTS di darat.
Oleh karena itu ponsel Anda tidak memerlukan perangkat keras khusus yang memerlukan chip dan fitur yang dapat mengakses ke satelit. Atau dengan ponsel biasa saja sudah bisa digunakan. Juga berbeda dengan layanan telepon satelit khusus yang banyak digunakan untuk aktivitas tertentu, seperti milik Thuraya.
Saat ini, Starlink hanya menangani pesan teks biasa. Berbeda dengan telepon seluler yang diawali justru dari voice sebelum hadir teks. Sebagaimana halnya layanan telepon tidak perlu aplikasi tambahan. Namun di masa mendatang, layanan ini juga akan mendukung panggilan suara dan bahkan data.
BACA JUGA: Starlink Ancaman Bagi Satria-1 dan HBS
KOALISI DIRECT TO CELL
Berbeda seperti menara seluler biasa, satelit dapat menghadirkan konektivitas ke wilayah seluas 500.000 mil persegi. Di negara seperti Amerika Serikat atau bahkan Indonesia hal ini penting untuk menjangkau wilayah yang tidak memiliki jangkauan seluler.
Di Amerika peluncuran beta T-Mobile dan Starlink ini dilakukan setelah FCC (Federal Communications Commission) memberikan lampu hijau. Karena cara kerjanya menggunakan layanan terestrial, jadi perlu persetujuan FCC.
Layanan ini akan mencakup wilayah AS kontinental, Hawaii, sebagian Alaska dan Puerto Riko, dan bahkan perairan teritorial. T-Mobile mengatakan bahwa pengguna juga dapat menggunakan layanan Direct to Cell di pesawat dan saat bepergian ke luar negeri.
T-Mobile dan SpaceX sedang membangun koalisi dengan operator lain di seluruh dunia. Beberapa operator yang bergabuung di antaranya KDDI (Jepang), Optus (Australia), One NZ (Selandia Baru), Salt (Swiss), Entel (Chili & Peru), dan Rogers (Kanada).
Layanan Direct to Cell beta T-Mobile Starlink akan mulai beroperasi awal tahun depan. Bagaimana dengan operator Indonesia dan program penyediaan jaringan telekomunikasi di daerah 3T yang digelar oleh Bakti Kominfo? Jangan-jangan ini merupakan revenue streaming baru bagi operator. Atau malah jadi ancaman serius? (*)
BACA JUGA: Menko LBP & Prospek BTS Langit