WWW.SINYALMAGZ.COM – XL Axiata berhasil mengembangkan solusi berbasis Internet of Things (IoT) di lab pengembangan IoT milik XL Axiata, X-Camp. Solusi itu, “Temptrax 2501” smart chiller untuk membantu permasalahan dalam rantai industri berbasis cold storage menjaga kualitas makanan dan obat-obatan dengan monitor lingkungan tempat penyimpanan.
Temptrax solusi berbasis IoT ini masih dalam bentuk prototip untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai kebutuhan pengguna dari kalangan industri. Namun setelah diuji coba beberapa bulan, semua fungsi Temptrax 2501 sudah bisa bekerja optimal saat perilisannya pada 1 April 2022.
Temptrax 2501 adalah MVP (minimum viable product) yang dibuat X-Camp, yang siap dibuat secara masif. Temptrax 2501 masih harus menyesuaikan dengan kebutuhan market yang biasanya spesifik.
Kustomisasi terkait fitur, SLA, dan harga saat ini masih perlu dipelajari lebih lanjut sesuai kebutuhan pengguna sebelum lanjut ke ranah komersialisasi. “Temptrax juga sudah dapat terintegrasi dengan sistem SMILE milik Kemenkes RI,” kata Direktur & Chief Teknologi Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa.
Awalnya solusi ini diciptakan saat pandemi, saat proses pendistribusian vaksin Covid-19 belum tersebar merata di seluruh Indonesia dan pengecekan suhu vaksin Covid-19 masih manual di lokasi penyimpanan. “Mengingat Indonesia merupakan pasar terbesar ke-7 di dunia pada industri cold chain, solusi ini juga dapat mengatasi problematika serupa pada industri F&B (makanan dan minuman) seperti makanan beku dan es krim,” kata Gede.
Temptrax 2501 mampu melakukan monitoring suhu hingga minus 55 derajat Celcius, memiliki fitur local data logger, yang dapat diakses pengguna dengan sinyal 2G, 3G, dan 4G melalui dashboard monitoring dan posisi lokasi alat pendingin bisa diketahui pemakai. Temprax 2501 menyediakan data untuk keperluan analisa kualitas produk, dan punya backup baterai yang menjamin ketersediaan daya selama monitoring.
Cara kerjanya, perangkat ini ditaruh di tempat penyimpanan yang bersuhu dingin, untuk mengukur suhunya dan dengan GPS perangkat ini bisa mendeteksi posisi alat pendingin. Selanjutnya semua data-data yang dihasilkan dari sensor dikirimkan ke server IoT melalui mode komunikasi GSM (2G/3G/4G).
Pengguna kemudian bisa mengakses data-data itu melalui perangkat monitoring khusus atau juga melalui ponsel pintar dan metode monitoring suhu lingkungan yang akurat dapat mencegah dan menanggulangi masalah yang ada di tempat penyimpanan. Perlakuan yang tepat bagi komoditas yang disimpan dapat meningkatkan kualitas produk sesuai dengan permintaan pasar.
Menurut Gede, Temptrax 2501 menyasar ceruk pasar yang spesifik dan potensial untuk berkembang dalam 5-10 tahun mendatang. Potensi berkembangnya industri cold chain yang diproyeksikan dapat menjadi pasar terbesar ke-7 di dunia pada 2030, menjadi peluang eksistensi Temptrax 2501. (*)