SINYALMAGZ.com – Tak bisa dipungkiri, kabar bohong, disinformasi, dan hoax saat ini masih kerap ditemui di sejumlah media sosial. Tersebarnya kabar ini pun membuat masyarakat resah. Sebab, ini bisa merugikan beberapa pihak yang tidak selektif dalam memilih dan memilah informasi.
Oleh sebab itu, masyarakat sebaiknya lebih jeli dalam menyaring informasi dan kabar yang beredar di media sosial, agar tidak termakan informasi palsu.
Dalam sepekan, telah tercatat adanya satu klarifikasi dan lima hoax yang muncul pada 18 – 23 Februari 2019.
Berikut rinciannya:
1. Jokowi Gunakan Alat Bantu
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), dikabarkan menggunakan alat bantu komunikasi pada saat Debat Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 kedua pada hari Minggu (17/2/2019).
Informasi ini beredar di Facebook, dengan unggahan foto Jokowi yang dinarasikan menggunakan earphone wireless dan pulpen sebagai alat bantu komunikasi.
Jokowi membantah isu tersebut, dan memberikan klarifikasi bahwa kedua benda tersebut bukan merupakan alat bantu komunikasi.
“Ah ada-ada saja. Itu fitnah. Fitnah itu jangan diterus-terusin.”, ujar Jokowi, Senin (18/2/2019).
2. Tiket Promo KA Rp 21.000
Sebuah pesan di media sosial menyebutkan bahwa PT KAI (Persero) menghadirkan promo tiket kereta api dengan tujuan Jakarta, Cilacap, Surabaya, Blitar, dan Bandung.
Dalam pesan tersebut, tiket promo dikenai harga sebesar Rp 21.000 dengan berbagai kelas ditawarkan, seperti kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif.
Kepala Humas PT KAI (persero) Agus Komarudin mengatakan bahwa pesan itu merupakan hoax.
“Hoax itu. Dari KAI tidak pernah menginformasikan kebijakan tersebut.”, ujar Agus, Rabu (20/2/2019).
3. Surat Pelatihan Perawat
Beredar di masyarakat mengenai surat undangan pelatihan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi (IPCN/Infection Prevention Control Nurse) kepada seluruh direktur atau pimpinan rumah sakit dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi).
Dalam surat itu, disebutkan bahwa adanya pelatihan yang dilaksanakan selama satu pekan di salah satu hotel bergengsi di Jakarta Utara. Untuk mengikuti pelatihan ini, peserta dibebankan biaya sebesar Rp 6 juta hingga Rp 8 juta, dan ditransfer ke bandahara pelaksana.
“Modus penipuan surat pelatihan ini beberapa kali dilakukan. Maka itu, Persi membuat peringatan di website.“, ujar Humas Persi, Anjari Umarjiyanto.
4. 600 Anak Terkena Difteri
Pekan lalu, beredar pesan di media sosial mengenai adanya 600 anak yang terkena penyakit difteri dan telah memenuhi salah satu rumah sakit di Jakarta. Bahkan, 38 anak disebut telah meninggal dunia akibat difteri.
Informasi ini tersebar luas di media sosial Facebook pada Sabtu (16/2/2019), dan telah dibagikan ke beberapa akun Facebook lainnya.
Selain itu, disebutkan juga bahwa penyakit difteri ini disebabkan adanya kontaminasi dari kencing tikus yang terkandung dalam cabai bubuk. Setelah ditelusuri, pesan itu juga mengatasnamakan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.
“Informasi penyakit difteri itu kami pastikan hoax, dan tidak berasal dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta.”, ujar Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, Widyastuti, Jumat (22/2/2019).
5. Uji Coba Tilang Elektronik Libatkan FBI dan CIA
Sebuah pesan menyebutkan, polisi melakukan uji coba tilang elektronik yang memanfaatkan kamera CCTV di sejumlah titik di DKI Jakarta. Pesan itu beredar di aplikasi pesan WhatsApp pada Rabu (20/2/2019).
Sejumlah titik yang disebutkan dalam pesan, yakni Jalan Monumen Pancasila Sakti, Gang Langgar, Jalan Pangeran Syarif, Jalan Gaber, Jalan Andong, Jalan Yusufiyah, Jalan Bacang 1, Jalan Bacang 2, Jalan Bacang 3, Jalan Gorda, Jalan Veteran, dan Jalan Gardu.
Selain itu, disebutkan bahwa Camat Cipayung dan Lurah Lubang Buaya akan bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk lembaga di AS seperti FBI, CIA, dan Secret Service.
“Berita itu tidak ada, alias berita bohong.”, ujar Kepala Sub Direktorat dan Penegakkan Hukum (Kasubdit Gakkum) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Muhammad Nasir saat dihubungi Kompas.com, pada Jumat (22/2/2019).