SINYALMAGZ.com – Negeri Beruang Merah, Rusia, dikabarkan akan memutuskan seluruh jaringan internet di negaranya. Jika hal ini benar dilakukan, maka rakyat di bekas negara Uni Soviet itu tidak akan bisa mengakses internet.
Meski demikian, belum diketahui apakah pemutusan jaringan internet tersebut hanya bersifat sementara atau tidak.
Dilansir dari Mirror, Rabu (13/2/2019), wacana terkait penutupan jaringan internet itu diinisiasi oleh Regulator Telekomunikasi Rusia atau Roskomnazor. Kabarnya, hal tersebut merupakan tujuan dari Rusia untuk menguji ketahanan cyber mereka, dan mempersiapkan diri jika nanti benar-benar akan berperang dengan Amerika Serikat (AS) dan NATO.
Tak hanya itu saja, Rusia juga dilaporkan telah menerapkan sistem pemutusan jaringan internet seperti Tiongkok. Cara kerja sistem ini mirip dengan Great Firewall.
Meski begitu, sebenarnya wacana ini juga menjadi respon terhadap tanggapan terhadap undang-undang yang diusulkan dan diperkenalkan Parlemen Rusia pada Desember 2018 lalu.
Berkas pertama undang-undang tersebut menyatakan, ingin memastikan Roskomnazor untuk bisa membuka independensi ruang internet Rusia dengan agregasi asing.
Jika nanti memang harus demikian, semua perusahaan telekomunikasi di Rusia juga harus menginstal sarana teknis mengubah semua rute lalu lintas internet Rusia ke point pertukaran data yang disetujui dan dikelola oleh Roskomnazor.
Serangan Malware Terbanyak ke Indonesia Berasal Dari Rusia
Sementara itu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), yang bekerjasama dengan Indonesia Honeynet Project (IHP), dalam forum “Cyber Corner” yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu telah merilis hasil laporannya.
Dalam sambutannya, Djoko Setiadi, selaku Kepala BSSN, menyebut bahwa kerja sama ini merupakan respon BSSN terhadap keamanan siber Indonesia.
Laporan tersebut dibuat sebagai pertanggungjawaban BSSN terhadap publik.
Laporan ini tidak hanya berisi mengenai serangan siber yang terjadi di Indonesia saja, melainkan hasil pemantauan trafik dan deteksi serangan siber termasuk malware, ditambah analisis tiga malware terbanyak.
Salah satu temuan menarik dari laporan tersebut adalah, bahwa sumber serangan siber paling banyak yang menyerang Indonesia berasal dari Rusia.
Meski demikian, Sulistyo, selaku Direktur Deteksi dan Ancaman BSSN, menyebut bukan berarti serangan itu langsung dari negara tersebut.
“Jadi yang kita deteksi adalah nomor Internet Protocol (IP), bisa jadi penyerang hanya menggunakan Rusia sebagai proxy. Belum dapat dikatakan Rusia sebagai dalang serangan siber tersebut.”, tutur Sulistyo menjelaskan saat bertemu dengan awak media di Jakarta, 7 Februari 2019.
Sekedar informasi, data laporan ini dihimpun dari 21 sensor Honeypot yang tersebar di 6 provinsi. Secara keseluruhan, total serangan yang ditangkap sensor tersebut mencapai 12.895.554.