SINYALMAGZ.com – Perubahan iklim memiliki dampak luas bagi Bumi. Salah satunya membuka kembali lanskap Arktik yang sebelumnya tidak terpapar sinar Matahari selama 40.000 tahun lebih.
Tempat itu adalah pulau Baffin, sebuah pulau beku di lingkaran Arktik antara Greenland dan pantai utara Kanada.
Pulau Baffin sendiri memiliki fyord yang dalam dan gletser kuno. Fyord merupakan semacam teluk yang berasal dari lelehan gletser yang sangat tebal dan berat.
Tak heran, tempat itu disebut sangat sempurna untuk mempelajari pola zaman es.
Dilansir dari Science Alert, Sabtu (2/2/2019), perubahan pada pulau Baffin diamati dan dirasakan oleh seorang ahli geologi dan paleoklimatologi, Gifford Miller, dari Universitas Colorado Boulder.
Selama 40 tahun terakhir, ia selalu melakukan perjalanan ke pulau Baffin hampir di setiap musim panas.
Menurut Miller, pulau Baffin yang dulu sangat jauh berbeda dengan sekarang, dan hal itu sangat mengganggunya.
Arktik adalah salah satu lokasi di dunia yang memanas dua sampai tiga kali lebih cepat dibanding tempat lain. Dan jika hal ini terus berlanjut, Miller yakin semua gletser di pulau Baffin akan benar-benar hilang dan tidak tersisa lagi.
“Tidak seperti biologi yang menghabiskan tiga miliar tahun untuk bisa bertahan dari dampak perubahan iklim, gletser tidak memiliki strategi untuk bertahan.”, jelas Miller.
“Adanya gletser bisa jadi petunjuk tentang suhu di alam. Kalau bumi sedang hangat, gletser akan mencair, tapi saat dingin (gletser) mereka ada.”
“Hal ini menjadikan gletser sebagai alat yang paling andal untuk mengamati perubahan suhu.”, sambungnya.
Di sepanjang tepian gletser yang mencair, Miller dan timnya menemukan lumut kuno. Kemungkinan besar lumut itu bersembunyi di balik gletser selama ribuan tahun.
Kini, akibat perubahan iklim, aneka tanaman kuno mungkin akan memperlihatkan wujudnya dan bangun dari tidur panjang.
“Hal aneh tentang lumut kuno ini adalah bisa tumbuh lagi. Jadi mereka mirip seperti zombie yang bangun dari tidur panjangnya.”, ujar Miller dalam dokumentasi video pendek.
Selain lumut kuno yang ditemukan Miller, Agustus tahun lalu sekelompok ilmuwan juga mengumpulkan 48 sampel vegetasi dari tepi 30 lapisan es di pulau Baffin.
Dengan menggunakan penanggalan radio karbon, mereka memperkirakan bahwa sampel tanaman itu telah terkurung es selama 40.000 tahun atau mungkin 120.000 tahun.
Perkiraan paling konservatif, tanaman itu mungkin berasal dari zaman es terakhir, saat suhu Bumi jauh lebih dingin dibanding sekarang.
Saat itu mungkin dataran tinggi tundra di pulau itu terkubur es yang kita lihat saat ini dan membekukan aneka tanaman.
Tapi kini, karena perubahan iklim, tanaman kuno yang terkubur selama ribuan tahun itu hidup kembali.
Menurut data suhu dari inti es Kutub Utara, ini adalah abad terhangat yang pernah dilewati wilayah tersebut selama 115.000 tahun.