SINYALMAGZ.com – Karin Novilda, atau yang akrab disapa Awkarin, tidak pernah sepi dari perhatian netizen. Setelah sempat menghilang dari Instagram, pada hari Senin (22/10/2018), ia kembali muncul melalui video berjudul “”. Video itu pun ia unggah ke YouTube.
Dalam video tersebut, sedikit banyak Awkarin menceritakan pengaruh yang dibawa media sosial dalam kehidupan nyatanya.
Berikut sedikit ulasan tentang apa yang diceritakan Awkarin selama 44 menit dalam videonya.
Cerita Awkarin
Awalnya, Awkarin buka-bukaan tentang bagaimana pendidikan yang diberikan kedua orangtuanya. Meski kedua orangtuanya dokter, namun ia mengaku harus belajar mati-matian demi mendapat juara di kelas.
Hal ini lambat laun menempanya menjadi sosok kuat dan gigih.
Di kesempatan yang sama, ia juga mengaku pernah mengalami masalah gangguan mental.
“Dulu banget, aku pernah mengalami mental depression, long before Instagram thing, long before nangis-nangis karena diputusin.”, katanya.
Saat dirinya masih di SMA, dia mengaku sering bolak-balik masuk rumah sakit karena hal tersebut. Gangguan mental ini dialaminya selama dua tahun. Dan saat itu ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Ia tidak menceritakan apa yang dirasakan dan dialaminya kepada orang terdekat, termasuk keluarga atau teman. Alasannya, ia malu menceritakan hal tersebut, dan tidak mau orang terdekatnya beranggapan ia gila.
“Waktu SMA, aku takut kehilangan sesuatu. Entah orang, enggak harus pacar, tapi temen, keluarga, atau apa yang aku punya aku takut kehilangan. Aku juga takut tergantikan. Aku juga takut enggak jadi terbaik.”, ujar perempuan 20 tahun ini.
Sempat sembuh, depresi kembali muncul ketika ia dituduh sebagai seorang pembunuh karena kematian seseorang. Namun kali ini, Awkarin dengan cepat bangkit dan bisa kembali normal dalam dua bulan.
Setelah kejadian itu, Awkarin memutuskan untuk bangkit dan instropeksi diri.
“Akhirnya sekarang aku bangkit, dan dalam waktu satu tahun ini aku membuat banyak prestasi yang membuat banyak orang mengacungkan jempolnya kepadaku, hate yang dulu aku dapet sekarang jarang banget aku lihat.”, katanya.
“Dan sampailah titik di mana aku punya apa yang aku butuhkan. I have fans, i have money, i have all those people that love me. I have love and likes, and good comments. Tapi ternyata semua itu enggak menjamin kebahagiaan seseorang.”, ujarnya.
Lambat lau, dia sadar bahwa kepopulerannya tidak menunjukkan sifat aslinya. Bahkan, ia sendiri mengaku tidak mengenal Awkarin yang seperti itu.
“Tiba-tiba aku sadar, aku ngepost di media sosial cuma karena engagement. Entah kenapa aku seneng ketika ngepost dapat likes yang banyak, aku dapat comments yang banyak dan baik-baik. Tapi aku ngerasa sampai di titik, apa yang aku rasain itu toxic.“, tuturnya.